Bupati Kotim khawatir terjadi lonjakan kasus COVID-19 di daerahnya
Palangka Raya (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Supian Hadi mengaku sangat khawatir akan terjadi lonjakan kasus COVID-19 di daerah yang dipimpinnya karena kini banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan pencegahan penularan virus mematikan tersebut.
"Hari ini pasien positif COVID-19 bertambah satu menjadi empat orang. Hasil rapid test oleh tim survailance Dinas Kesehatan terhadap ODP (orang dalam pemantauan) setiap hari juga menunjukkan terjadi peningkatan. Hasilnya reaktif, tapi memang masih menunggu hasil swab. Tapi pertambahan hasil rapid test ini sudah mengkhawatirkan," ujar Supian di Sampit, Rabu.
Dalam keterangan pers di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Supian Hadi mengumumkan hingga saat ini total pasien positif COVID-19 sudah 17 orang, terdiri 11 orang sembuh, empat masih dirawat dan dua orang meninggal dunia.
Pasien baru positif COVID-19 hari ini adalah seorang perempuan berusia 31 tahun asal Kecamatan Cempaga Hulu yang masuk kategori OTG atau orang tanpa gejala. Dinas Kesehatan masih menelusuri riwayat pasien tersebut untuk mengetahui dugaan asal terpapar dan siapa saja di sekitarnya yang berisiko ikut terpapar.
Selain itu, jumlah ODP juga masih cukup tinggi yaitu 27 orang dan PDP atau pasien dalam pengawasan sebanyak satu orang. Tingginya angka ODP dan PDP menjadi gambaran potensi penularan COVID-19 kembali meningkat, apalagi hasil rapid test sebagian dari mereka menunjukkan reaktif.
Untuk memastikan, sudah dilakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian swab di Banjarbaru Kalimantan Selatan. Namun, pengujian itu masih menunggu antrean sekitar 1300 spesimen, dengan perkiraan waktu tunggu 10 hingga 15 hari.
Lamanya jeda waktu tunggu ini sangat rawan terjadi penularan jika ternyata ada ODP atau PDP yang positif terjangkit COVID-19. Untuk itulah pemerintah daerah sangat memohon kepada semua ODP disiplin melakukan isolasi mandiri untuk mencegah hal tidak diinginkan.
Supian mengaku sangat sedih melihat masyarakatnya kini banyak yang mengabaikan anjuran pencegahan COVID-19. Pasar tradisional dan tempat perbelanjaan lainnya kini semakin dipadati warga yang sebagian tidak mengindahkan imbauan menggunakan masker dan tidak berkerumun.
Melihat fenomena ini, target agar Kotawaringin Timur bebas kasus COVID-19 di akhir Ramadhan ini diperkirakan tidak akan tercapai. Justru, Supian khawatir kasus positif COVID-19 akan melonjak.
Harapan untuk bisa shalat Idul Fitri dan shalat Jumat berjamaah di masjid atau lapangan pun dirasakan akan sulit diwujudkan dengan kondisi yang semakin serius. Kecuali, kata Supian, jika warga tetap ngotot ingin melaksanakannya tanpa mengindahkan imbauan pemerintah untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah masing-masing.
Baca juga: KSOP pastikan tidak ada pemudik melalui Pelabuhan Sampit
Supian meminta pedagang juga mematuhi protokol kesehatan. Pedagang diharapkan ikut mengedukasi masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19, khususnya dengan menjaga jarak, tidak bersentuhan, menggunakan masker dan mencuci tangan.
"Kawan-kawan di Pusat Perbelanjaan Mentaya, Pasar Keramat, Pasar Sejumput, mal dan lainnya. Tolong bantu pemerintah. Masyarakat juga kami mohon untuk ikut mencegah penularan. Jangan sampai kami bertindak tegas dan mengusulkan PSBB. Makanya mari kita menanggulanginya agar tidak terus meningkat," kata Supian Hadi.
Supian menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada tim medis di RSUD dr Murjani Sampit, Klinik ODP dan fasilitas kesehatan lainnya yang terus bekerja menangani COVID-19. Masyarakat harus peduli membantu agar tugas tenaga medis dan kesehatan tidak semakin berat akibat terus bertambahnya PDP dan pasien positif COVID-19.
Dia juga berterima kasih kepada tim gabungan yang berjaga di tiga penjuru wilayah perbatasan Kotawaringin Timur untuk memeriksa setiap orang yang masuk. Ini langkah pencegahan untuk mendeteksi jika ada potensi masuknya orang terpapar COVID-19.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan transparansi penyaluran bantuan sosial
Baca juga: Legislator Kotim prihatin warga semakin abaikan pencegahan COVID-19
"Hari ini pasien positif COVID-19 bertambah satu menjadi empat orang. Hasil rapid test oleh tim survailance Dinas Kesehatan terhadap ODP (orang dalam pemantauan) setiap hari juga menunjukkan terjadi peningkatan. Hasilnya reaktif, tapi memang masih menunggu hasil swab. Tapi pertambahan hasil rapid test ini sudah mengkhawatirkan," ujar Supian di Sampit, Rabu.
Dalam keterangan pers di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Supian Hadi mengumumkan hingga saat ini total pasien positif COVID-19 sudah 17 orang, terdiri 11 orang sembuh, empat masih dirawat dan dua orang meninggal dunia.
Pasien baru positif COVID-19 hari ini adalah seorang perempuan berusia 31 tahun asal Kecamatan Cempaga Hulu yang masuk kategori OTG atau orang tanpa gejala. Dinas Kesehatan masih menelusuri riwayat pasien tersebut untuk mengetahui dugaan asal terpapar dan siapa saja di sekitarnya yang berisiko ikut terpapar.
Selain itu, jumlah ODP juga masih cukup tinggi yaitu 27 orang dan PDP atau pasien dalam pengawasan sebanyak satu orang. Tingginya angka ODP dan PDP menjadi gambaran potensi penularan COVID-19 kembali meningkat, apalagi hasil rapid test sebagian dari mereka menunjukkan reaktif.
Untuk memastikan, sudah dilakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian swab di Banjarbaru Kalimantan Selatan. Namun, pengujian itu masih menunggu antrean sekitar 1300 spesimen, dengan perkiraan waktu tunggu 10 hingga 15 hari.
Lamanya jeda waktu tunggu ini sangat rawan terjadi penularan jika ternyata ada ODP atau PDP yang positif terjangkit COVID-19. Untuk itulah pemerintah daerah sangat memohon kepada semua ODP disiplin melakukan isolasi mandiri untuk mencegah hal tidak diinginkan.
Supian mengaku sangat sedih melihat masyarakatnya kini banyak yang mengabaikan anjuran pencegahan COVID-19. Pasar tradisional dan tempat perbelanjaan lainnya kini semakin dipadati warga yang sebagian tidak mengindahkan imbauan menggunakan masker dan tidak berkerumun.
Melihat fenomena ini, target agar Kotawaringin Timur bebas kasus COVID-19 di akhir Ramadhan ini diperkirakan tidak akan tercapai. Justru, Supian khawatir kasus positif COVID-19 akan melonjak.
Harapan untuk bisa shalat Idul Fitri dan shalat Jumat berjamaah di masjid atau lapangan pun dirasakan akan sulit diwujudkan dengan kondisi yang semakin serius. Kecuali, kata Supian, jika warga tetap ngotot ingin melaksanakannya tanpa mengindahkan imbauan pemerintah untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah masing-masing.
Baca juga: KSOP pastikan tidak ada pemudik melalui Pelabuhan Sampit
Supian meminta pedagang juga mematuhi protokol kesehatan. Pedagang diharapkan ikut mengedukasi masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19, khususnya dengan menjaga jarak, tidak bersentuhan, menggunakan masker dan mencuci tangan.
"Kawan-kawan di Pusat Perbelanjaan Mentaya, Pasar Keramat, Pasar Sejumput, mal dan lainnya. Tolong bantu pemerintah. Masyarakat juga kami mohon untuk ikut mencegah penularan. Jangan sampai kami bertindak tegas dan mengusulkan PSBB. Makanya mari kita menanggulanginya agar tidak terus meningkat," kata Supian Hadi.
Supian menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada tim medis di RSUD dr Murjani Sampit, Klinik ODP dan fasilitas kesehatan lainnya yang terus bekerja menangani COVID-19. Masyarakat harus peduli membantu agar tugas tenaga medis dan kesehatan tidak semakin berat akibat terus bertambahnya PDP dan pasien positif COVID-19.
Dia juga berterima kasih kepada tim gabungan yang berjaga di tiga penjuru wilayah perbatasan Kotawaringin Timur untuk memeriksa setiap orang yang masuk. Ini langkah pencegahan untuk mendeteksi jika ada potensi masuknya orang terpapar COVID-19.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan transparansi penyaluran bantuan sosial
Baca juga: Legislator Kotim prihatin warga semakin abaikan pencegahan COVID-19