Palangka Raya (ANTARA) - Dalam rangka memeriahkan HUT Bhayangkara ke-74, Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah melaksanakan beberapa lomba dan salah satunya lomba desa pantang mundur atau lewu isen mulang.
Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo melalui Kabid Humas Polda Kombes Hendra Rochmawan di Palangka Raya, Selasa mengatakan, lomba tersebut bertujuan mengangkat kearifan lokal dari hasil karya masyarakat yang tinggal di perdesaan itu sendiri.
"Lomba tersebut nantinya ada tiga kategori, yaitu lewu milang atau pelep apui yang artinya desa melawan api/ kebakaran hutan dan lahan, lewu losok parei yang artinya desa lumbung pangan ketahanan pangan, serta lewu tolok peres corona atau desa melawan corona," kata Hendra.
Pria yang pernah menjabat Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Tjilik Riwut itu menjelaskan, untuk lomba tingkat kabupaten atau kota dilaksanakan 16-17 Juni 2020 dan tingkat provinsi dilaksanakan pada 28-29 Juni 2020.
Lomba tersebut tak lain adalah gagasan dari Kapolda Kalteng yang ingin mengembangkan kearifan lokal di wilayah setempat.
"Kami berharap masyarakat yang berada di wilayah Kalteng bisa ikut berpartisipasi," tuturnya.
Hal ini selain mengangkat kearifan lokal, salah satunya juga bertujuan menjaga daerah agar tidak terdampak ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahunnya melanda.
Perwira Polri berpangkat melati tiga itu menambahkan, selain karhutla pihaknya juga mengusung tema desa melawan pandemi COVID-19.
Apabila masyarakat bisa memoles desanya dengan baik, tentunya akan mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh Polda Kalteng.
"Intinya ada edukasi dalam perlombaan tersebut, yakni melawan wabah corona, menjaga daerah agar tidak terjadi karhutla dan tidak ada terjadi gangguan kamtibmas," ungkapnya.
Pihaknya juga gencar mengarahkan personelnya mewaspadai ancaman bencana, seperti banjir dan karhutla yang kapan saja bisa melanda sejumlah daerah.
"Lebih baik mencegah bencana karhutla sebelum terjadi, karena tugas kepolisian dan semua pihak terkait lainnya akan lebih berat, apabila bencana itu terjadi, ditambah persoalan pandemi COVID-19 belum berakhir," demikian Hendra.