Jakarta (ANTARA) - Facebook menghapus salah satu kelompok anti-masker terbesar di platform karena melanggar kebijakan terhadap penyebaran informasi yang salah tentang COVID-19.
Dikutip dari The Verge, Selasa, salah satu grup yang dihapus Facebook adalah "Unmasking America!" -- memiliki lebih dari 9.600 anggota -- yang menjelaskan diri dengan "di sini untuk menyebarkan kebenaran tentang masker!"
Grup tersebut membuat klaim salah bahwa masker menghalangi aliran oksigen dan memiliki dampak negatif terhadap psikologis. "Ketika Anda mengenakan topeng, Anda menyatakan semua manusia berbahaya, menular dan ancaman," tulis unggahan di grup tersebut.
Grup tersebut adalah salah satu dari lusinan grup yang mudah ditemukan dalam pencarian "anti-masker" di Facebook. Beberapa grup bersifat pribadi, artinya admin grup harus menyetujui anggota baru sebelum mereka dapat bergabung.
Baca juga: Disney boikot iklannya di Facebook
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan masyarakat untuk memakai masker di semua area publik, sebagai upaya membatasi penyebaran virus corona. Sementara grup-grup itu menentang protokol kesehatan tersebut.
Tindakan Facebook dalam menghapus grup seperti itu telah melalui penyelidikan.
"Kami memiliki kebijakan yang jelas terhadap tindakan yang menyebarkan misinformasi tentang COVID-19 dan telah menghapus grup ini sementara kami meninjau yang lain," kata juru bicara Facebook, Dami Oyefeso, kepada The Verge.
Menurut aturan Facebook, jika sebuah grup membagikan informasi yang salah berulang kali, Facebook akan membatasi grup tersebut untuk dapat dilihat di News Feed dan akan berhenti menyarankan pengguna untuk bergabung dengan grup dalam upaya mengurangi pertumbuhan grup tersebut.
Baca juga: Facebook dinilai belum berkomitmen atasi ujaran kebencian
Facebook telah mengambil sejumlah langkah untuk mencoba membendung misinformasi pada platformnya. Pada April, laporan dari organisasi nirlaba Avaaz mencatat 100 misinformasi terkait virus corona di Facebook yang dibagikan lebih dari 1,7 juta kali dan dilihat sekitar 117 juta kali.
Pada 16 April, Facebook menambahkan label peringatan pada postingan tentang misinformasi ketika seseorang menyukai, berkomentar atau beraksi terhadap unggahan tersebut.
Pada Mei, Facebook mengeluarkan laporan bahwa telah melakukan cek fakta dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) juga dibantu dengan manusia untuk menegakkan kebijakan komunitasnya.
Menurut laporan itu, pada April, Facebook memasang label peringatan pada 50 juta konten yang terkait dengan COVID-19, dan sejak 1 Maret, telah menghapus lebih dari 2,5 juta konten yang terkait dengan penjualan masker, pembersih tangan dan alat tes COVID-19.
Baca juga: Ford tidak ingin pasang iklan Ford Bronco 2021 di Facebook
Baca juga: Mode gelap Facebook meluncur di aplikasi seluler
Baca juga: Redakan boikot iklan, Facebook setuju audit kontrol ujaran kebencian
Berita Terkait
Pemkab sosialisasikan anti korupsi kepada para ASN di Kapuas
Selasa, 10 Desember 2024 17:09 Wib
La Liga gencar kampanye anti perundungan di Indonesia
Selasa, 3 Desember 2024 16:34 Wib
Pendidikan antikorupsi bentuk karakter peserta didik di Palangka Raya
Senin, 2 Desember 2024 17:53 Wib
DPRD Murung Raya apresiasi sosialisasi Anti-Narkoba di Kalangan Pelajar
Selasa, 12 November 2024 20:57 Wib
Sekda Murung Raya buka sosialisasi Anti Narkoba di kalangan pelajar
Selasa, 12 November 2024 17:52 Wib
DPRD Murung Raya dukung sosialisasi anti narkoba di kalangan pelajar
Selasa, 12 November 2024 8:48 Wib
Kampanye Hari Anti Korupsi Sedunia 2024, H. DPRD Murung Raya dukung pemerintah bersih
Selasa, 5 November 2024 10:23 Wib
Pentingnya menanamkan jiwa anti korupsi pada setiap anggota DPRD
Senin, 4 November 2024 13:39 Wib