Penularan tinggi COVID-19 di Kotim dari luar daerah

id Penularan tinggi COVID-19 di Kotim dari luar daerah, pemkab Kotim, sekretaris daerah, Halikinnor, Sampit ,kotim

Penularan tinggi COVID-19 di Kotim dari luar daerah

Petugas saat hendak melakukan desinfeksi massal di Kecamatan Parenggean, Senin (3/8/2020). ANTARA/HO-GTPP COVID-19

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengingatkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat bepergian ke daerah zona merah COVID-19 karena sangat berisiko terjadi penularan dan terbawa pulang ke daerah ini.

"Seperti Kecamatan Parenggean itu kan kluster baru, terbanyak di pasar. Pedagang sering berinteraksi saat bepergian ke Banjarmasin. Banjarmasin daerah hitam, mungkin ini yang membuat terjadi penularan terbawa ke Parenggean," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Minggu.

Hingga Minggu siang, jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 sebanyak 73 orang, terdiri dari 58 orang sudah sembuh, 5 orang meninggal dunia dan 10 orang masih dirawat. Selain itu terdapat 59 orang berstatus sebagai ODP.

Dari data tersebut, termasuk di dalamnya satu orang pasien nomor 50 yaitu perempuan berusia 34 tahun asal Kecamatan Parenggean yang dinyatakan sembuh. Namun, juga terdapat dua pasien baru yaitu pasien nomor 72 dan 73 yaitu perempuan dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan yang ada riwayat bepergian ke daerah zona merah, dan seorang perempuan asal Kecamatan Parenggean yang sempat kontak erat dengan pasien nomor 67.

Berdasarkan data, sebagian besar penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur berasal dari luar daerah. Warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 diduga tertular virus mematikan itu setelah bepergian dan pulang dari zona merah seperti Gowa, Bogor, Jakarta, Banjarmasin, Palangka Raya dan lainnya.

Baca juga: Budidaya ikan di Kotim masih menjanjikan

Dari satu orang, virus tersebut menulari orang lainnya yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Terakhir, belasan orang di Kecamatan Parenggean terkonfirmasi positif COVID-19, bahkan satu orang meninggal dunia.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur mengambil langkah cepat dengan melakukan operasi khusus di Parenggean. Selain melacak orang-orang yang kontak erat dengan pasien, petugas juga melakukan desinfeksi massal untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Tes cepat massal juga dilakukan secara masif. Pedagang di pasar diarahkan mengikuti tes cepat untuk mendeteksi apakah masih ada yang terindikasi terpapar COVID-19 dari kluster baru di kecamatan tersebut.

Halikinnor meyakinkan bahwa tes cepat itu untuk kebaikan bersama sehingga pedagang dan pembeli diminta kooperatif, serta tidak menghindar. Hasilnya juga untuk meyakinkan kepada pembeli bahwa pedagang tersebut bebas dari penularan COVID-19, sedangkan jika ada yang terindikasi maka harus menjalani isolasi dan pemeriksaan intensif.

"Kalau mau buka toko, pedagangnya harus di-rapid test dulu. Bagi yang hasilnya negatif maka harus ditempel pemberitahuan di toko bahwa mereka tidak ada masalah bebas dari COVID-19. Kita minta operasi khususnya ini dilaksanakan satu sampai dua minggu. Mudah-mudahan penularan berakhir," demikian Halikinnor.

Baca juga: Fenomena 'baby boom' imbas pandemi COVID-19 jadi tantangan

Baca juga: Sistem belajar tatap muka di Kotim masih berisiko