Bantu masyarakat budidayakan kopi dan coklat, kata Legislator Kalteng

id Kalimantan Tengah,Kalimantan Tengah Sengkon ,DPRD Kalimantan Tengah,DPRD Kalteng,Sengkon ,budidaya coklat,budidaya kopi

Bantu masyarakat budidayakan kopi dan coklat, kata Legislator Kalteng

Ilustrasi - Petani kopi. ANTARA FOTO/Rahmad. (ANTARA FOTO/RAHMAD)

Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kalimantan Tengah Sengkon menyarankan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota mendorong sekaligus membantu masyarakat dalam mengembangkan dan membudidayakan tanaman kopi dan coklat.

Kedua tanaman itu relatif cocok ditanami di provinsi ini dan ramah lingkungan serta mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat , kata Sengkon di Palangka Raya, kemarin.

"Tanaman Kopi dan Coklat juga relatif tahan terhadap genangan air, termasuk pada saat terjadinya banjir," tambah dia.

Menurut Anggota Komisi II DPRD Kalteng itu, langkah pertama yang perlu dilakukan pemda adalah mendorong masyarakat yang selama ini tergantung dari tanaman pohon getah karet, bisa menggantinya dengan tanaman kopi ataupun coklat.

Sengkon mengatakan penggantian tanaman tersebut karena harga komoditas kopi dan coklat lebih stabil dibandingkan getah karet. Ditambah lagi, dari sisi hasil panen, komoditas kopi dan coklat sebenarnya lebih banyak dibandingkan getah karet.

"Upaya budidaya Kopi dan Coklat itu juga selaras  dengan program Kementerian Pertanian yang menyediakan 500 juta bibit perkebunan dalam dua hingga tiga tahun ke depan," beber dia.

Politisi Partai Perindo itu menyebut sekarang ini tinggal kemauan pemda untuk membina kelompok taninya, tentu harus di dukung masyarakat, maupun pihak lainnya. Sebab, bila setiap warga memiliki satu hektar saja Kopi tapi terawat baik, akan memberikan penghasilan yang lumayan besar.

Dia mengatakan membudidayakan dan mengembangkan tanaman kopi dan coklat ini juga bisa menjadi alternatif dalam menghadapi pandemi virus corona atau COVID-19. Di mana tidak memerlukan interaksi dengan banyak orang dalam menanam dan merawat kedua tanaman tersebut.

"Proses panennya pun sebenarnya tidak terlalu repot dan pemasarannya sekarang ini lebih mudah. permintaan terhadap kopi dan coklat pun kan sekarang ini relatif tinggi. Ini harus bisa dimanfaatkan," demikian Sengkon.