Tamiang Layang (ANTARA) - Kepala Lembaga Pemasyarakat dan Kepala Rumah Tahanan se-Kalimantan Tengah tertarik dengan batik yang dibuat warga binaan Rutan Kelas II B Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur.
“Ketika saya membagikan informasi terkait batik, ternyata para Kalapas dan Karutan se-Kalteng tertarik serta memesan batik olahan kami ini,” kata Kepala Rutan Kelas II B Tamiang Layang Wahyudi di Tamiang Layang, Sabtu.
Menurutnya, batik yang dibuat warga binaan tersebut merupakan program unggulan membatik sebagai kegiatan warga binaan pemasyarakatan. Dari 15 warga binaan, ada empat wanita warga binaan yang bagus dan terseleksi memproduksi batik.
Pelatihan batik diselenggarakan pada 2019. Pengalaman itu dijadikan sebuah karya batik yang memiliki ciri khas dan bernilai tinggi. Saat ini dicanangkan sebagai baju batik untuk seragam di Rutan Tamiang Layang.
“Saat ini para pegawai di Kalteng sudah ada yang memesan dan saya bagikan melalui media sosial seperti ke Jakarta dan Kaltim. Ada yang memesan dan tertarik,” jelasnya.
Batik merupakan ciri khas pakaian Indonesia yang memiliki aneka corak dan desain masing-masing. Kerajinan membatik ini, khusus dilaksanakan hanya di Rutan Tamiang Layang, sebagai produk unggulan khusus.
Bertepatan dengan Hari Batik Nasional 2020 ini, Rutan Tamiang Layang akan terus mempromosikan buah karya warga binaannya. Dari hasil membatik ini, sisihkan modal dan upah untuk yang membatik.
Warga binaan mendapat upah kerja dalam membatik. Jika keluar dari Rutan Kelas II B Tamiang Layang nanti, mereka memiliki pengalaman membatik dan kemungkin bisa mandiri dengan usaha membatik.
Sedangkan negara juga diuntungkan dengan setoran ke kas negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Selanjutnya disetorkan ke kas negara dalam bentuk PNBP, jadi kita juga memberikan sumbangsih PNBP dari hasil karya warga binaan,” ujarnya.