Muara Teweh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melaksanakan kegiatan orientasi konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA) bagi petugas puskesmas tingkat kabupaten setempat.
"Konseling ini dilakukan dalam upaya percepatan penurunan dan pencegahan stunting dan pencegahan stunting di wilayah Kabupaten Barito Utara," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo di Muara Teweh, Senin.
Menurut dia, berdasarkan data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan prevalensi stunting Kabupaten Barito Utara cukup memprihatinkan pada tahun 2013 prevalensi stunting sebesar 42 persen dan pada 2018 turun menjadi 34,58 persen.
"Hal ini menunjukan 3 dari 10 anak di Kabupaten Barito Utara mengalami stunting. Angka terakhir stunting berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 menunjukan angka stunting turun menjadi 26,57 persen,” katanya.
Dia mengatakan salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak lahir sampai umur 24 bulan yaitu menyusui segera dalam waktu satu jam pertama setelah bayi lahir (inisiasi menyusu dini/IMD).
Kemudian menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP ASI) yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan dan tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.
"Untuk mengintervensi anak dalam 1.000 hari pertama kehidupannya adalah dengan pelatihan konseling PMBA bagi petugas kesehatan, kader posyandu dan lainnya sebagai promotor dan motivator kesehatan kepada masyarakat," kata dia.
Dia juga mengharapkan dengan adanya orientasi konseling PMBA yang diikuti 17 petugas puskesmas tersebar di sembilan kecamatan ini khususnya konselor PMBA di wilayah kerja Kabupaten Barito Utara dapat mengikuti kegiatan ini dan dapat melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor untuk terlaksananya konseling PMBA.
"Kegiatan ini untuk membekali tenaga kesehatan dengan pengetahuan, keterampilan dan alat bantu untuk mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi dan anak serta ibu hamil secara optimal yang difokuskan pada pemantauan pertumbuhan, pemberian ASI, pemberian makanan pendamping ASI, pemberian makan pada ibu, bayi dan anak berbasis masyarakat," jelas Siswandoyo.