Wamen LHK sebut aktivitas 'Peti' merusak lingkungan

id Alue Dohong,Wamen LHK, aktivitas 'Peti' merusak lingkungan,Wamen LHK sebut aktivitas 'Peti' merusak lingkungan

Wamen LHK sebut aktivitas 'Peti' merusak lingkungan

Tangkapan layar - Wamen LHK Alue Dohong ketika membuka Festival Iklim 2020 KLHK di Jakarta pada Rabu (7/10/2020). (ANTARA/Prisca Triferna)

Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong mengatakan aktivitas pertambangan emas tanpa izin (Peti) dapat merusak lingkungan dalam waktu yang lama, sehingga sangat penting untuk semua pihak menjaga lingkungan agar tidak rusak.
 
"Sebetulnya Peti itu menyangkut sumber mata pencaharian terbatas, tetapi kalau kita ingin mengeksploitasi, misalnya menambang di sungai, sungai itu hancur, kita dapatkan emas sebentar dan kerusakannya jangka lama, terus kita dapat untung apa," kata Alue Dohong saat kunjungan kerja ke Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Selasa.

Dohong mengatakan kerusakan lingkungan berdampak terhadap keberlangsungan makhluk hidup, baik manusia maupun hewan.
 
Baca juga: Rehabilitasi DAS diharapkan jadi resolusi konflik, kata Wamen LHK

Salah satu contoh, kata Dohong, untuk membersihkan emas memakai air raksa, itu bahaya jika dibuang sembarangan ke sungai, dimakan ikan di dasar perairan, dimakan lagi oleh manusia, bisa menjadi penyakit.
 
"Itu limbah berbahaya dan beracun," kata Dohong yang saat itu di dampingi oleh Sekjen penegakan hukum Kementerian LHK.
 
Dohong mengatakan untuk menjaga lingkungan, hutan harus dijaga, bukan karena kayunya punya nilai uang, tetapi mencegah erosi, menjaga kualitas air dan menghirup karbondioksida.
 
Baca juga: Wakil Menteri LHK bersama Komisi IV DPR RI datangi Lamandau

"Jika hutan baik akan menyimpan air, jika rusak akan berdampak pada kualitas lingkungan, kita lihat berbagai aspek, yang terpenting kita jaga kelestarian dan fungsi lingkungan," kata Dohong.

Ia berpesan agar masyarakat dapat beralih dari usaha yang merusak lingkungan menjadi yang ramah lingkungan, salah satu contoh membudidayakan ikan Semah yang memiliki nilai ekonomis jutaan rupiah per kilogramnya.
 
"Lebih baik budi daya ikan semah, lebih ramah lingkungan," kata Dohong.

Baca juga: Wamenhan sebut tiga tanaman ketahanan pangan jadi peluang investasi di Bartim

Baca juga: Wamenhan dan Wamen LHK kunjungi Kalteng