Akademisi USA dorong UMPR kembangkan "nano technology center"
Palangka Raya (ANTARA) - Akademisi Dean of College of Pharmacy South Florida University, USA Prof Associate Dr Yashwant V Pathak, mendorong Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) mengembangkan "nano technology center".
"UMPR agar dapat mengembangkan teknologi nano ini yang tentunya dapat diawali dengan penyiapan SDM dan kemudian diikuti penyediaan peralatan," kata Yashwant melalui pernyataan tertulis yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
Untuk pengembangan teknologi nano, lanjut dia, sangat memungkinkan dengan adanya nano center seperti yang dikembangkan oleh negara-negara maju seperti USA, China dan lainnya.
"Potensi Indonesia untuk mengembangkan nano teknologi sangat besar apalagi negara kepulauan terbesar ini memiliki sumber daya alam yang melimpah," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat menjadi pemateri dalam acara workshop daring pengembangan kosmetik dengan teknologi nano (nano technology for cosmeutical) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMPR.
Yashwat menyebutkan bahwa aplikasi nano technologi saat ini sudah berkembang pesat. Bukan hanya bidang kosmetik namun pada beberapa bidang kehidupan seperti makanan, pertanian, bahkan industri material juga menggunakan teknologi tersebut.
Dia menerangkan, pada prinsipnya nano teknologi bertujuan mengurangi penyerapan bahan-bahan yang tidak bermanfaat atau beracun bagi tubuh, sehingga yang diserap oleh tubuh hanya zat esensialnya saja yang sudah berukuran nano.
"Saat ini banyak kosmetik yang dikembangkan dengan teknologi nano dan hasilnya juga sangat memuaskan, namun ironisnya tidak semua produk menyajikan bukti saintifik," jelasnya.
Dekan FIK UMPR Nurhalina menyebutkan, penyelenggaraan loka karya atau 'workshop' dengan menghadirkan narasumber dari perguruan tinggi luar negeri, diharapkan meningkatan pengetahuan dan wawasan dosen maupun mahasiswa di lingkungan FIK terkait isu-isu terkini dalam bidang kesehatan.
"Kedepan kami harapkan kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkala dengan menghadirkan narasumber pakar di bidang kesehatan, termasuk dalam upaya pengembangan nanoteknologi itu," ungkapnya.
"UMPR agar dapat mengembangkan teknologi nano ini yang tentunya dapat diawali dengan penyiapan SDM dan kemudian diikuti penyediaan peralatan," kata Yashwant melalui pernyataan tertulis yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
Untuk pengembangan teknologi nano, lanjut dia, sangat memungkinkan dengan adanya nano center seperti yang dikembangkan oleh negara-negara maju seperti USA, China dan lainnya.
"Potensi Indonesia untuk mengembangkan nano teknologi sangat besar apalagi negara kepulauan terbesar ini memiliki sumber daya alam yang melimpah," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat menjadi pemateri dalam acara workshop daring pengembangan kosmetik dengan teknologi nano (nano technology for cosmeutical) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMPR.
Yashwat menyebutkan bahwa aplikasi nano technologi saat ini sudah berkembang pesat. Bukan hanya bidang kosmetik namun pada beberapa bidang kehidupan seperti makanan, pertanian, bahkan industri material juga menggunakan teknologi tersebut.
Dia menerangkan, pada prinsipnya nano teknologi bertujuan mengurangi penyerapan bahan-bahan yang tidak bermanfaat atau beracun bagi tubuh, sehingga yang diserap oleh tubuh hanya zat esensialnya saja yang sudah berukuran nano.
"Saat ini banyak kosmetik yang dikembangkan dengan teknologi nano dan hasilnya juga sangat memuaskan, namun ironisnya tidak semua produk menyajikan bukti saintifik," jelasnya.
Dekan FIK UMPR Nurhalina menyebutkan, penyelenggaraan loka karya atau 'workshop' dengan menghadirkan narasumber dari perguruan tinggi luar negeri, diharapkan meningkatan pengetahuan dan wawasan dosen maupun mahasiswa di lingkungan FIK terkait isu-isu terkini dalam bidang kesehatan.
"Kedepan kami harapkan kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkala dengan menghadirkan narasumber pakar di bidang kesehatan, termasuk dalam upaya pengembangan nanoteknologi itu," ungkapnya.