Tempat perawatan isolasi COVID-19 di Bartim penuh
Tamiang Layang (ANTARA) - Koordinator Bidang Penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dr Jimmi WS Hutagalung mengatakan, penambahan kasus terkonfirmasi selama sepekan terakhir menjadikan tempat isolasi pasien yang disediakan pemerintah penuh.
"Tempat isolasi penuh, baik di RSUD Tamiang Layang, eks kantor Dinas Kesehatan dan rumah susun sewa sederhana," kata Jimmi di Tamiang Layang, Jumat.
Untuk itu, masyarakat diharapkan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan disiplin, agar terhindar dari penularan COVID-19.
RSUD Tamiang Layang menyediakan 16 tempat tidur sebagai ruang isolasi dengan kategori pasien darurat, kantor eks Dinas Kesehatan terdapat 35 tempat tidur dan di rusunawa terdapat 45 tempat tidur, artinya jumlah total pasien yang dirawat 96 saja.
"Sehingga, jika ada penambahan kasus maka kembali diarahkan untuk isolasi mandiri," jelasnya.
Pemkab Bartim melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 telah dan terus berupaya maksimal memutus rantai penyebaran dan penularan COVID-19.
Bidang Penanganan terus bekerja ekstra hingga tenaga kesehatan mulai kelelahan. Ini menjadi salah satu perhitungan dalam rencana membuka rekrutmen tenaga sukarela.
Promosi terhadap kesadaran protokol kesehatan wajib dipatuhi warga, karena tingkat penularan COVID-19 semakin tinggi dan telah mencapai wilayah pelosok desa.
Pria yang menjabat sebagai Direktur RSUD Tamiang Layang itu menambahkan, setiap orang dari berbagai usia bisa terpapar COVID-19. Mencegahkan diri dari tertular COVID-19 merupakan upaya yang baik dan sangat membantu petugas kesehatan dan pemkab.
Pencegahan merupakan langkah yang sangat bijak, maka lebih baik mencegah dan tidak lalai terhadap protokol kesehatan. Apalagi mengahadapi perayaan Natal, warga hendaknya juga tidak kemana-mana guna membantu pemerintah memutus rantai penularan
"Jadi kami mengharapkan kerja sama masyarakat supaya tetap mematuhi protokol kesehatan," demikian Jimmi.
Koordinator Pencegahan dr Simon Biring mengatakan, memang diperlukan ruang tempat isolasi baru untuk menampung pasien COVID-19 yang baru nantinya, jika terjadi lonjakan kasus.
"Kami berupaya agar ada lokasi atau tempat perawatan isolasi baru. Jika dilakukan penambahan, maka dilakukan penambahan pula pada tenaga kesehatan," ungkapnya Simon Biring.
Penambahan ruang perawatan isolasi harus diimbangi dengan penambahan tenaga kesehatan, sehingga bisa memberikan pelayanan terhadap pasien COVID-19, baik bagian pencegahan maupun penanganan.
Ada beberapa usulan lokasi perawatan isolasi pasien COVID-19. Salah satunya wacana mess PT Maslapita di Desa Jaweten Kecamatan Dusun Timur.
Lokasi tersebut belum dilakukan survei dan penilaian untuk kelayakannya dengan menyesuaikan protokol penanganan COVID-19.
"Untuk saat ini sangat diharapkan sekali kesadaran warga menerapkan protokol kesehatan. Jika terus bertambah, maka tenaga kesehatan akan ngos-ngosan karena pasien COVID-19 tidak sebanding dengan tenaga kesehatan," demikian Simon Biring.
"Tempat isolasi penuh, baik di RSUD Tamiang Layang, eks kantor Dinas Kesehatan dan rumah susun sewa sederhana," kata Jimmi di Tamiang Layang, Jumat.
Untuk itu, masyarakat diharapkan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan disiplin, agar terhindar dari penularan COVID-19.
RSUD Tamiang Layang menyediakan 16 tempat tidur sebagai ruang isolasi dengan kategori pasien darurat, kantor eks Dinas Kesehatan terdapat 35 tempat tidur dan di rusunawa terdapat 45 tempat tidur, artinya jumlah total pasien yang dirawat 96 saja.
"Sehingga, jika ada penambahan kasus maka kembali diarahkan untuk isolasi mandiri," jelasnya.
Pemkab Bartim melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 telah dan terus berupaya maksimal memutus rantai penyebaran dan penularan COVID-19.
Bidang Penanganan terus bekerja ekstra hingga tenaga kesehatan mulai kelelahan. Ini menjadi salah satu perhitungan dalam rencana membuka rekrutmen tenaga sukarela.
Promosi terhadap kesadaran protokol kesehatan wajib dipatuhi warga, karena tingkat penularan COVID-19 semakin tinggi dan telah mencapai wilayah pelosok desa.
Pria yang menjabat sebagai Direktur RSUD Tamiang Layang itu menambahkan, setiap orang dari berbagai usia bisa terpapar COVID-19. Mencegahkan diri dari tertular COVID-19 merupakan upaya yang baik dan sangat membantu petugas kesehatan dan pemkab.
Pencegahan merupakan langkah yang sangat bijak, maka lebih baik mencegah dan tidak lalai terhadap protokol kesehatan. Apalagi mengahadapi perayaan Natal, warga hendaknya juga tidak kemana-mana guna membantu pemerintah memutus rantai penularan
"Jadi kami mengharapkan kerja sama masyarakat supaya tetap mematuhi protokol kesehatan," demikian Jimmi.
Koordinator Pencegahan dr Simon Biring mengatakan, memang diperlukan ruang tempat isolasi baru untuk menampung pasien COVID-19 yang baru nantinya, jika terjadi lonjakan kasus.
"Kami berupaya agar ada lokasi atau tempat perawatan isolasi baru. Jika dilakukan penambahan, maka dilakukan penambahan pula pada tenaga kesehatan," ungkapnya Simon Biring.
Penambahan ruang perawatan isolasi harus diimbangi dengan penambahan tenaga kesehatan, sehingga bisa memberikan pelayanan terhadap pasien COVID-19, baik bagian pencegahan maupun penanganan.
Ada beberapa usulan lokasi perawatan isolasi pasien COVID-19. Salah satunya wacana mess PT Maslapita di Desa Jaweten Kecamatan Dusun Timur.
Lokasi tersebut belum dilakukan survei dan penilaian untuk kelayakannya dengan menyesuaikan protokol penanganan COVID-19.
"Untuk saat ini sangat diharapkan sekali kesadaran warga menerapkan protokol kesehatan. Jika terus bertambah, maka tenaga kesehatan akan ngos-ngosan karena pasien COVID-19 tidak sebanding dengan tenaga kesehatan," demikian Simon Biring.