Pentingnya evaluasi kondisi keuangan untuk hadapi 2021

id evaluasi kondisi keuangan,Pentingnya evaluasi kondisi keuangan untuk hadapi 2021,Menyambut Tahun Baru

Pentingnya evaluasi kondisi keuangan untuk hadapi 2021

Ilustrasi mengatur keuangan (ANTARA/Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Menyambut Tahun Baru, kondisi keuangan selama setahun belakangan dan rencana untuk 2021 juga perlu untuk dipikirkan.

Konsultan keuangan dari Zap Finance, Arief Budiman, dalam Instagram live pekan lalu menyarankan untuk membuat evaluasi finansial sepanjang 2020 untuk mengetahui kondisi keuangan masing-masing.

Setelah evaluasi selesai, kondisi yang "kurang sehat" bisa diubah menjadi "lebih sehat", seperti mengurangi cicilan yang terlalu besar dan menambah tabungan bila dirasa kurang.

Baca juga: Ini prediksi ancaman finansial tahun 2021

Ketahui berapa pemasukan dan pengeluaran. Pada dasarnya, ada tiga indikator utama, yakni rasio menabung, bayar utang dan likuiditas.

"Kalau bayar utang maksimum 35 persen (dari pendapatan), lebih dari 35 persen kalau utang jangan, kalau mau kurang boleh," kata Arief.

Sementara itu, ia menjelaskan likuiditas sama dengan dana darurat. Ketahui berapa banyak dana darurat yang bisa dibentuk. Ketika pandemi sudah berjalan selama 12 bulan, buatlah dana darurat yang awalnya cukup menjadi enam bulan menjadi 12 bulan.

Dana darurat menjadi prioritas utama di saat pandemi, sebagai "pegangan" bilamana sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Bila dana darurat sudah terpenuhi, Anda boleh berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan di masa mendatang.

Bentuk investasi bermacam-macam, yang konservatif, moderat atau agresif Dia mengingatkan untuk memilih investasi yang sesuai dengan profil keuangan setiap individu. Jangan hanya ikut-ikutan tanpa memahami investasi yang akan dipilih.

"Pertama, sesuaikan dengan profil. Kedua, ada yang namanya urutan seperti anak tangga. Jadi ibaratnya paling dasar kita mulai dari deposito, sudah mengerti lanjut reksadana, lanjut obligasi, reksadana katakan reksadasa, lanjut lagi ke saham."

Baca juga: Kenali penyebab milenial susah memulai investasi

Baca juga: Tips mengatur keuangan di tengah pandemi virus corona

Baca juga: Saran Atta Halilintar untuk kelola pemasukan dan tabungan bagi para milenial