Cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi di Kalteng selama Maret 2021

id Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah ,Kalimantan Tengah ,Kepala BPS Kalimantan Tengah,BPS Kalteng,BPS Kalimantan Tengah,Eko Marsoro,inflasi kalteng

Cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi di Kalteng selama Maret 2021

Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat press rilis di Palangka Raya, Kamis (1/4/2021). ANTARA/HO-BPS Kalteng

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat indeks harga konsumen di provinsi setempat pada bulan Maret 2021, terjadi inflasi sekitar 0,12 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 105,52 pada Februari 2021 menjadi 105,65 pada Maret 2021.

Terjadinya inflasi di provinsi ini karena dua kota yang menjadi acuan provinsi ini dalam penghitungan IHK sama-sama mengalami inflasi selama bulan Maret, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat press rilis di Palangka Raya, Kamis.

"Di mana Palangka Raya inflasi 0,18 persen dan Sampit 0,04 persen. Itu yang membuat Kalteng alami inflasi selama Maret 2021," tambahnya.

Berdasarkan data BPS, inflasi pada Maret 2021 di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila ini, dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sekitar 0,80 persen serta kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran 0,21 persen.

Eko mengatakan inflasi tahun kalender (0,42 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,95 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,92 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,66 persen).

"Laju inflasi tahun ke tahun sekitar 1,01 persen, secara umum dipicu kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 5,26 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 1,65 persen, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,46 persen," beber dia.

Dikatakan, inflasi di Palangka Raya 0,18 persen dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sekitar 0,75 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran 0,13 persen), serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,08 persen.

"Untuk komiditas utama yang menjadi penyumbang inflasi di Palangka Raya yakni Cabai Rawit, Beras, Daging Ayam Ras, Semangka, Rokok Kretek, Ikan Layang/Ikan Benggol, Susu Bubuk untuk Balita, Bawang Merah, Pizza dan Bawang Putih," kata Eko.

Baca juga: TPK hotel di Kalteng selama Januari 2021 turun 18,13 poin

Senada dengan Palangka Raya, inflasi juga terjadi di Sampit yakni sebesar 0,04 persen selama Maret 2021 atau mengalami kenaikan indeks harga dari 105,58 (Februari 2021) menjadi 105,62 (Maret 2021).

Terjadinya inflasi dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,85 persen), kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,39 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,11 persen).

Inflasi tahun kalender (0,11 persen) dipengaruhi secara umum oleh kenaikan indeks harga dari kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,24 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,95 persen), serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,74 persen).

"Komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi di Sampit, yakni Cabai Rawit, Ikan Selar/Ikan Tude, Rokok Kretek Filter, Bawang Putih, Nasi dengan lauk, Rimbang/Tekokak, Ikan Layang/Ikan Benggol, Mie Kering Instant, bahan bakar rumah tangga, dan shampo," demikian Eko.

Baca juga: NTP Kalteng selama Februari 2021 lebih rendah dari NTUP

Baca juga: Peningkatan frekuensi penerbangan tak sejalan dengan jumlah penumpang

Baca juga: Luas panen padi Kalteng pada tahun 2020 turun 2,87 ribu hektar