Bantahan Batik Air tergelincir di Samarinda
Samarinda (ANTARA) - Manajemen Lion Air Group membantah beredarnya informasi penerbangan Batik Air diduga tergelincir saat melakukan lepas landas di Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur (AAP) pada Senin (28/6) kemarin.
Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa pesawat Batik Air ID-6257 dari Samarinda dengan tujuan Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten (CGK) memang gagal terbang namun bukan dikarenakan insiden kecelakaan.
"Batik Air telah mempersiapkan prosedur penerbangan menurut standar operasional. Pengecekan pesawat dijalankan sebelum keberangkatan dan dinyatakan laik terbang serta beroperasi (airworthiness for flight). Persiapan layanan 76 tamu dan kargo berjalan lancar selama di darat," kata Danang Mandala dalam keterangan tertulis di terima di Samarinda, Selasa sore.
Ia menjelaskan penerbangan ID-6257 dijadwalkan berangkat pukul 15.15 WITA (Waktu Indonesia Tengah, GMT+ 08) dan diperkirakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 16.20 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07).
Saat pesawat udara mulai bergerak menuju runway (landas pacu) melalui taxiway (landas gelinding/ landas hubung). Ketika berada tepat (posisi sempurna sesuai jalur) di taxiway, pilot memutuskan untuk menunda keberangkatan (menghentikan pergerakan pesawat) dikarenakan merasakan struktur permukaan aspal pada landas hubung seperti tidak normal (berbeda sebagaimana semestinya).
"Pilot berkomunikasi dengan petugas lalu lintas udara serta petugas layanan darat (ground handling) untuk melakukan pengecekan," kata Danang Mandala.
Setelah kejadian tersebut, Batik Air menerima konfirmasi, bahwa landas gelinding dimaksud harus dilakukan pengecekan.
Untuk itu, guna mempermudah proses pergerakan posisi pesawat ke apron (landas parkir) dengan cara didorong (ditarik mundur), maka guna mengurangi beban pesawat seluruh tamu dan kargo diturunkan.
"Para tamu dikembalikan ke ruang tunggu untuk mendapatkan pelayanan dan informasi lebih lanjut," imbuh Danang.
Ia mengatakan proses penarikan pesawat udara membutuhkan waktu berkisar 3 jam hingga posisi pesawat sudah berada di landas parkir.
"Batik Air mengucapkan terima kasih atas koordinasi dan kerja sama kepada seluruh pihak, sehingga proses pemindahan posisi pesawat berjalan lancar," kata Danang.
Ia menambahkan untuk memastikan aspek keselamatan dan keamanan operasional, Batik Air menunda keberangkatan penerbangan ID-6257 tujuan ke Jakarta.
"Kami mendapatkan informasi bahwa landas hubung masih dilakukan pengerjaan perbaikan serta waktu operasional bandar udara telah habis dan kondisi semakin gelap," kata Danang Mandala.
Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa pesawat Batik Air ID-6257 dari Samarinda dengan tujuan Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten (CGK) memang gagal terbang namun bukan dikarenakan insiden kecelakaan.
"Batik Air telah mempersiapkan prosedur penerbangan menurut standar operasional. Pengecekan pesawat dijalankan sebelum keberangkatan dan dinyatakan laik terbang serta beroperasi (airworthiness for flight). Persiapan layanan 76 tamu dan kargo berjalan lancar selama di darat," kata Danang Mandala dalam keterangan tertulis di terima di Samarinda, Selasa sore.
Ia menjelaskan penerbangan ID-6257 dijadwalkan berangkat pukul 15.15 WITA (Waktu Indonesia Tengah, GMT+ 08) dan diperkirakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 16.20 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07).
Saat pesawat udara mulai bergerak menuju runway (landas pacu) melalui taxiway (landas gelinding/ landas hubung). Ketika berada tepat (posisi sempurna sesuai jalur) di taxiway, pilot memutuskan untuk menunda keberangkatan (menghentikan pergerakan pesawat) dikarenakan merasakan struktur permukaan aspal pada landas hubung seperti tidak normal (berbeda sebagaimana semestinya).
"Pilot berkomunikasi dengan petugas lalu lintas udara serta petugas layanan darat (ground handling) untuk melakukan pengecekan," kata Danang Mandala.
Setelah kejadian tersebut, Batik Air menerima konfirmasi, bahwa landas gelinding dimaksud harus dilakukan pengecekan.
Untuk itu, guna mempermudah proses pergerakan posisi pesawat ke apron (landas parkir) dengan cara didorong (ditarik mundur), maka guna mengurangi beban pesawat seluruh tamu dan kargo diturunkan.
"Para tamu dikembalikan ke ruang tunggu untuk mendapatkan pelayanan dan informasi lebih lanjut," imbuh Danang.
Ia mengatakan proses penarikan pesawat udara membutuhkan waktu berkisar 3 jam hingga posisi pesawat sudah berada di landas parkir.
"Batik Air mengucapkan terima kasih atas koordinasi dan kerja sama kepada seluruh pihak, sehingga proses pemindahan posisi pesawat berjalan lancar," kata Danang.
Ia menambahkan untuk memastikan aspek keselamatan dan keamanan operasional, Batik Air menunda keberangkatan penerbangan ID-6257 tujuan ke Jakarta.
"Kami mendapatkan informasi bahwa landas hubung masih dilakukan pengerjaan perbaikan serta waktu operasional bandar udara telah habis dan kondisi semakin gelap," kata Danang Mandala.