Legislator minta normalisasi sungai cegah banjir di Sampit

id Legislator minta normalisasi sungai cegah banjir di Sampit, Kalteng, DPRD Kotim, Dadang H Syamsu, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Legislator minta normalisasi sungai cegah banjir di Sampit

Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Dadang H Syamsu. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Dadang H Syamsu meminta pemerintah kabupaten melakukan normalisasi sungai secara rutin untuk mencegah terjadi banjir di kawasan kota Sampit.

"Antara lain terkait kondisi sungai pengeringan yang berada di Kelurahan Baamang Barat Kecamatan Baamang. Saat ini telah terjadi pendangkalan maka ketika hujan dengan curah yang tinggi maka rawan memicu banjir," kata Dadang di Sampit, Jumat.

Banjir masih kerap terjadi di Sampit saat hujan deras dalam waktu lama. Seperti saat Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu, sejumlah lokasi di dalam kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, terendam banjir.

Dadang yang merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Baamang dan Seranau mengatakan, aspirasi normalisasi sungai itu sudah sering disampaikan masyarakat, termasuk saat mereka reses belum lama ini.

Saat Hari Raya Idul Fitri lalu, Kelurahan Baamang Barat cukup parah terendam banjir. Banyak kawasan perumahan yang kebanjiran sehingga membuat warga harus disibukkan menyelamatkan barang berharga agar tidak ikut terendam.

Dadang berharap kejadian itu tidak sampai terulang. Banjir di kawasan kota seharusnya bisa dicegah karena permasalahannya terletak pada tata saluran air menuju Sungai Mentaya.

Baca juga: Tim gabungan sosialisasikan pembatasan operasional tempat usaha di Kotim

Jika saluran air berfungsi optimal, maka air hujan cepat mengalir sehingga tidak sampai meluber dan merendam rumah warga. Namun faktanya sungai kecil di sejumlah titik di kota ini tidak berfungsi optimal menyalurkan air ke Sungai Mentaya sehingga air meluber dan merendam jalan dan permukiman warga yang lokasinya cukup rendah.

Sungai atau saluran air terkadang tertutup oleh rumput tebal yang tumbuh, ditambah pendangkalan yang terus terjadi Kondisi diperparah oleh ulah oknum warga yang membuang sampah rumah tangga ke sungai sehingga arus air terganggu.

"Ini yang membuat cemas masyarakat di Kelurahan Baamang Barat. Sungai atau saluran air harus dilakukan normalisasi secara rutin sehingga berfungsi maksimal menyalurkan air saat hujan deras," tambah Dadang.

Dadang mengapresiasi langkah pemerintah kabupaten menurunkan alat berat untuk melakukan normalisasi sungai di sejumlah titik usai banjir yang terjadi saat Hari Raya Idul Fitri lalu. Politisi Partai Amanat Nasional ini berharap perawatan sungai itu dilakukan secara rutin untuk menjaga sungai atau saluran berfungsi maksimal sehingga bisa mencegah banjir.

Baca juga: Penderita COVID-19 di Kotim bertambah 77 orang dalam sehari