Kompetisi berhadiah ini ingin mencari "potensi bahaya di algoritma" tersebut, seperti diberitakan Reuters, dikutip Senin.
Studi tahun lalu oleh tiga peneliti machine learning di Twitter, media sosial dalam pratinjau foto cenderung tidak menyertakan orang kulit hitam.
Berdasarkan studi tersebut ada 8 persen perbedaan dari paritas demografi untuk perempuan dan 4 persen terhadap orang kulit putih.
Twitter beberapa waktu lalu merilis kode komputer tentang bagaimana foto dipotong di linimasa platform tersebut.
Melalui program kompetisi ini, peneliti diminta melihat bagaimana algoritma tersebut bisa menimbulkan bahaya misalnya soal stereotipe atau menjelekkan kelompok lain.
Twitter akan memberikan hadiah antara 500 dolar hingga 3.500 dolar Amerika Serikat, pemenang akan mempresentasikan temuan mereka di acara DEF CON, konferensi tahunan para peretas yang diadakan di Las Vegas, bulan ini.
Baca juga: Twitter blokir sementara akun Legislator AS atas cuitan terkait COVID
Baca juga: Sepi peminat, Twitter tutup Fleets bulan depan
Baca juga: Begini proses verifikasi 'centang biru' pada Twitter