Disperidakop Pulpis siapkan tiga program pemberdayaan bagi pelaku usaha

id Disperindagkop pulang pisau, umkm pulang pisau, elieser, ukm, pandemi covid 19, pengembangan kemampuan

Disperidakop Pulpis siapkan tiga program pemberdayaan bagi pelaku usaha

Kepala Disperindagkop dan UMKM Pulang Pisau, Elieser Jaya. (ANTARA/Adi Waskito)

Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Elieser Jaya mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan tiga program untuk pemberdayaan para pelaku usaha dalam mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Program ini sudah dipersiapkan, namun menunggu hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) benar-benar selesai karena tingkat penyebaran COVID-19 masih cukup tinggi," kata Elieser, Jumat.

Dengan angka penyebaran COVID-19 yang masih tinggi, pelaksanaannya terpaksa diundur sementara, tetapi tetap dilaksanakan tahun ini. Program pemberdayaan tersebut adalah program pemberdayaan dalam bentuk keterampilan menjahit.

Perlu digarisbawahi bahwa program ini bukan lagi untuk pemula karena lebih berorientasi meningkatkan kapasitas dan kemampuan penjahit di kabupaten setempat. Para pelaku usaha dalam bidang menjahit ini diciptakan menjadi 'leader' atau pemimpin dengan mendorong mereka untuk mampu membuat desain dan pola secara maksimal.

Ia mengakui potensi para penjahit di kabupaten setempat masih lemah dalam memenuhi keinginan desain dari para pelanggan. Hal ini yang menjadi perhatian bagi Disperindakop dan UMKM setempat dalam meningkatkan kemampuan para penjahit, agar tidak kalah bersaing dengan penjahit luar daerah.

"Setelah mendapat pelatihan ini diharapkan, para penjahit lokal bisa mendapat kepercayaan dari masyarakat dan instansi di lingkungan pemerintahan untuk pengadaan dalam pembuatan kebutuhan baju dinas maupun keperluan lain," paparnya.

Program pemberdayaan pelaku usaha kedua, terang Elieser, yaitu pengolahan buah-buahan, serta program pemberdayaan ketiga adalah pengolahan daging dan ikan. Diketahui, kabupaten setempat kaya akan potensi buah-buah dan ikan, tetapi hanya dijual dalam bentuk mentah atau dasar dan belum diolah menjadi produk yang bisa menambah nilai ekonomi bagi para pelaku usaha.

"Inilah orientasi yang ingin kita ciptakan, bagaimana para pelaku usaha dalam ketiga program ini bisa memiliki kemampuan menciptakan dan menghasilkan sebuah produk olahan," ucapnya.

Elieser juga mengungkapkan, sasaran program ini ditujukan pada pelaku usaha untuk semua kecamatan dengan mempertimbangkan potensi yang ada di daerahnya masing-masing, meski jumlah peserta pelatihan untuk program pemberdayaan ini masih terbatas. Dirinya mengaku peserta nanti selektif yang benar-benar memiliki keseriusan untuk mengembangkan usahanya.