Para pengusaha didorong tetap optimistis pulihkan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mendorong kalangan pengusaha untuk tetap optimistis menghadapi berbagai tantangan dalam memulihkan perekonomian dari tekanan pandemi COVID-19, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Pertumbuhan ekonomi itu berbanding terbalik dengan penanganan COVID-19. Jadi kalau kasus COVID-19 tinggi maka ekonomimya akan rendah. Sebaliknya apabila kasusnya rendah, ekonominya akan menggeliat. Oleh karena itu dalam pertemuan tadi Bapak Presiden mendorong agar kita semua optimis untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan,” kata Airlangga dalam konferensi pers bersama kalangan pengusaha antara lain dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa meskipun tren penambahan kasus COVID-19 secara harian terus menurun, namun situasi pandemi belum berakhir. Dengan begitu, pemerintah akan terus menjaga keberlangsungan upaya-upaya penanganan pandemi.
Para pimpinan perusahaan, dan asosiasi usaha diminta untuk terus menjaga disiplin penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerja agar jumlah kasus COVID-19 tak kembali meningkat.
“Seluruh masyarakat diminta untuk tetap waspada, dan para pemimpin perusahaan, CEO, asosiasi diminta untuk juga mengingatkan ini agar dijaga terus,” ujar Airlangga yang menyampaikan isi pertemuan tersebut.
Presiden, kata Airlangga, juga menyampaikan kepada kalangan pengusaha mengenai pengembangan Ibu Kota Negara baru di Pulau Kalimantan yang akan terus dilakukan.
“Pembangunan ibu kota baru yang perencanaannya akan terus dilaksanakan dan juga terkait dengan perundang-undangan, dan pengembangan ini akan dilakukan dalam 15 tahun hingga 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Airlangga menyebutkan penanganan COVID-19 di Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain. Indonesia juga bukan termasuk dalam 10 negara yang memiliki jumlah kasus COVID-19 terbanyak. Selain itu, tingkat vaksinasi COVID-19 di Indonesia juga termasuk tinggi dibandingkan negara-negara lain.
“Maka kita tentu akan mendorong kegiatan ekonominya, sehingga angka pengangguran dapat diturunkan,” ujarnya.
“Pertumbuhan ekonomi itu berbanding terbalik dengan penanganan COVID-19. Jadi kalau kasus COVID-19 tinggi maka ekonomimya akan rendah. Sebaliknya apabila kasusnya rendah, ekonominya akan menggeliat. Oleh karena itu dalam pertemuan tadi Bapak Presiden mendorong agar kita semua optimis untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan,” kata Airlangga dalam konferensi pers bersama kalangan pengusaha antara lain dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa meskipun tren penambahan kasus COVID-19 secara harian terus menurun, namun situasi pandemi belum berakhir. Dengan begitu, pemerintah akan terus menjaga keberlangsungan upaya-upaya penanganan pandemi.
Para pimpinan perusahaan, dan asosiasi usaha diminta untuk terus menjaga disiplin penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerja agar jumlah kasus COVID-19 tak kembali meningkat.
“Seluruh masyarakat diminta untuk tetap waspada, dan para pemimpin perusahaan, CEO, asosiasi diminta untuk juga mengingatkan ini agar dijaga terus,” ujar Airlangga yang menyampaikan isi pertemuan tersebut.
Presiden, kata Airlangga, juga menyampaikan kepada kalangan pengusaha mengenai pengembangan Ibu Kota Negara baru di Pulau Kalimantan yang akan terus dilakukan.
“Pembangunan ibu kota baru yang perencanaannya akan terus dilaksanakan dan juga terkait dengan perundang-undangan, dan pengembangan ini akan dilakukan dalam 15 tahun hingga 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Airlangga menyebutkan penanganan COVID-19 di Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain. Indonesia juga bukan termasuk dalam 10 negara yang memiliki jumlah kasus COVID-19 terbanyak. Selain itu, tingkat vaksinasi COVID-19 di Indonesia juga termasuk tinggi dibandingkan negara-negara lain.
“Maka kita tentu akan mendorong kegiatan ekonominya, sehingga angka pengangguran dapat diturunkan,” ujarnya.