Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 188 atlet esport dari berbagai provinsi di Tanah Air telah tiba di Jayapura dan siap untuk berlaga di babak utama cabang olahraga eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua mulai Rabu besok, demikian disampaikan salah satu pejabat Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI).
"Jumlah peserta yang mendaftar itu ada 200.000 tetapi yang menjadi terkumpul untuk bertanding kurang lebih ada 50.000, dan yang sudah hadir di Papua itu sendiri total atlet adalah 188 atlet," kata Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PB ESI Ashadi saat ditemui di lapangan Hoki indoor Doyo Baru, Jayapura, Minggu.
Para atlet ditempatkan di Wisma Atlet yang berlokasi satu komplek dengan lapangan Hoki dan Kriket. Ashadi menjelaskan bahwa panitia penyelenggara juga menerapkan sistem gelembung bagi para atlet tersebut, guna membatasi pergerakan mereka demi menjaga kesehatan dan keamanan.
"Cuma di daerah ini atlet boleh bergerilya, jadi mereka tidak boleh ke mana-mana, ini dari sisi kita prokes kesehatan. Kedua, adalah dari sisi keamanan juga," Ashadi melanjutkan.
Baca juga: Mengintip arena pertandingan esport PON Papua
Untuk menegakkan protokol kesehatan, sejumlah titik di menuju arena pertandingan juga disematkan gambar untuk mengingatkan kembali penggunaan masker bagi mereka yang ini memasuki area tersebut.
Tidak hanya itu, menurut Ashadi, para atlet yang melaju ke babak utama untuk berlaga secara offline di Papua juga diwajibkan untuk melakukan vaksinasi.
"Peserta yang hadir di sini semuanya itu harus sudah vaksin," kata Ashadi.
Ketua Kontingen Esport DKI Jakarta, Michael Eprafas, mengungkapkan persyaratan tersebut menjadi catatan penting bagi ESI DKI. Dia mengatakan beberapa atlet yang berangkat menuju Papua telah divaksin.
"Namun, ada beberapa juga yang belum, jadi langsung kami bantu untuk vaksinasi," ujar Michael.
Baca juga: Esport DKI Jakarta targetkan sapu bersih emas PON Papua
Sementara itu, dari sisi atlet, Ahmad Egy Fauzan, pemain Free Fire yang mewakili provinsi Bangka Belitung tengah menyiapkan diri untuk bertanding.
"Untuk persiapan latihan ditetapkan jadwal harian latihan jam 1 siang sampai jam 4 sore, setelah itu break, lanjut jam 8 sampai jam 11," kata atlet esport berusia 17 tahun itu.
Masuknya esport untuk dipertandingkan dalam ajang multievent itu, menurut Ahmad, dapat menjadi tempat unjuk gigi para pemain esport dari daerah yang tidak terlihat potensinya.
Eksibisi esport di PON Papua, lanjut Ahmad, juga dapat menjadi tempat pencarian bakat bagi klub-klub esport untuk mengincar para pemain yang potensial.
Bicara soal lawan terkuat, Ahmad menyebut "semua yang sudah masuk sini setara kekuatannya." Dia juga berharap "bisa masuk Top 3."
"Menunjukkan yang terbaik saja bahwa Bangka Belitung juga bisa," Ahmad menambahkan.