Kebut vaksinasi pelajar percepat pemulihan pendidikan di Kotim

id Kebut vaksinasi pelajar percepat pemulihan pendidikan di Kotim, Kalteng, Bupati Kotim, Halikinnor, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Kebut vaksinasi pelajar percepat pemulihan pendidikan di Kotim

Bupati Halikinnor dan Kepala Dinas Pendidikan Suparmadi memberi semangat kepada salah satu pelajar SMPN 1 Sampit yang saat disuntik vaksin COVID-19, Kamis (14/10/2022) lalu. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Terus digencarkannya vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur, termasuk untuk kalangan pelajar dan mahasiswa diharapkan mempercepat pemulihan bidang pendidikan dan memberikan kepercayaan bagi masyarakat di daerah ini.

"Kami selaku orangtua murid tentu sangat mendukung vaksinasi juga dilakukan terhadap pelajar. Kalau semua murid divaksinasi, kami juga lebih tenang mengizinkan anak kami mengikuti pembelajaran tatap muka," kata Vina, salah satu orangtua siswa di Sampit, Senin.

Pembelajaran tatap muka secara terbatas sudah diberlakukan di Kotawaringin Timur bahkan hingga di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini. Namun tentu saja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, termasuk dalam pengaturan jumlah maksimal dan jadwal murid mengikuti pembelajaran tatap muka.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dibantu sejumlah pihak seperti Polri, TNI, Kadin, BIN, partai politik dan lainnya terus melakukan vaksinasi COVID-19, baik untuk dosis pertama maupun kedua.

Vaksinasi di kalangan pelajar dan mahasiswa juga terus digencarkan dengan sistem jemput bola ke sekolah dan kampus-kampus. Upaya ini juga disambut antusias pelajar, mahasiswa dan orangtua mereka.

Seperti Kamis (14/10) lalu vaksinasi serentak dilaksanakan di SMPN 1 Sampit dengan target sebanyak 500 dosis, SMPN 2 Sampit 246 dosis, SMPN 3 Sampit sebanyak 750 dosis dan STIH Habaring Hurung sebanyak 360 dosis. Sementara itu Sabtu (23/10) vaksinasi kembali dilaksanakan di STIE Sampit dengan sasaran 500 dosis.

Gencarnya vaksinasi diharapkan mampu membentuk "herd immunity" atau kekebalan kelompok, termasuk di dunia pendidikan. Harapannya proses belajar dan mengajar bisa kembali dilaksanakan secara normal seiring terus menurunnya kasus COVID-19.

Kepala SMPN 2 Sampit Abdurrahman mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan di bidang pendidikan. Selain menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas, upaya kini diperkuat dengan vaksinasi terhadap guru dan pelajar.

"Dengan vaksinasi ini kami berharap kekebalan tubuh siswa semakin tinggi sehingga bisa menangkal berbagai penyakit menular. Kami juga berharap siswa semakin bersemangat mengikuti pelajaran, tentunya protokol kesehatan tetap dijalankan," kata Abdurrahman.

Vaksinasi COVID-19 sudah dua kali dilakukan di SMPN 2 Sampit, yakni tahap pertama sebanyak 400 orang, kemudian disusul 240 siswa yang sebelumnya berhalangan maupun sempat tertunda divaksinasi karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.

Abdurrahman berharap pemerintah kembali memfasilitasi vaksinasi untuk dosis kedua bagi pelajar di sekolahnya agar semua bisa mendapatkan vaksinasi dengan dosis lengkap.

Diakuinya, pembelajaran tatap muka lebih efektif dibandingkan secara daring. Untuk itu dia berharap kasus penularan COVID-19 terus menurun dan pandemi segera berakhir sehingga aktivitas pendidikan bisa kembali normal.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, vaksinasi COVID-19 untuk pelajar diberikan kepada mereka yang sudah berusia minimal 12 tahun. Dia mengapresiasi karena pihak sekolah, pelajar dan orangtua murid mendukung program vaksinasi ini.

Umar menyebut untuk tingkat SMA sederajat ada sekitar 7.000 pelajar dan sudah hampir semua divaksinasi. Sementara itu sasaran vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SMP sederajat sekitar 20.000 orang dan saat ini sedang dilaksanakan secara bertahap sesuai ketersediaan vaksin yang diterima.

Umar menyebutkan, saat ini Kotawaringin Timur berada di level 2 terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Daerah ini harus berjuang jika ingin menurunkan menjadi level 1 karena salah satu syaratnya adalah capaian vaksinasi minimal 50 persen, sementara capaian saat ini baru sekitar 38 persen.

Pemerintah daerah berharap pasokan vaksin dari pemerintah provinsi ke Kotawaringin Timur semakin lancar dan terus ditambah sehingga vaksinasi bisa dioptimalkan lagi. Menurutnya pencapaian target vaksinasi tergantung pasokan vaksin karena antusias masyarakat sangat tinggi namun jumlah vaksin yang diterima masih jauh lebih kecil dari kebutuhan.
 

Normal baru

Bupati Halikinnor memerintahkan seluruh sekolah di daerah ini tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat meskipun kasus COVID-19 terus menurun. Protokol kesehatan harus dijadikan prosedur wajib di setiap sekolah sebagai bagian dari tatanan normal baru.

"Mulai saat ini, protokol kesehatan itu kita jadikan prosedur wajib di setiap sekolah, meski kasus COVID-19 terus menurun. Kita tidak boleh lengah, tidak boleh abai dan tidak boleh kendur. Jangan sampai kasus COVID-19 kembali meningkat atau terjadi gelombang ketiga," ujar Halikinnor.

Berdasarkan data harian pada Minggu siang, terdapat penambahan dua kasus baru, namun terdapat dua orang pula pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh sehingga jumlah penderita tetap enam orang yang semuanya menjalani isolasi mandiri atau isoman.

Secara keseluruhan kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah mencapai 5.248 kasus, terdiri dari 5.041 kasus sembuh, enak orang masih ditangani dan 201 orang telah wafat.

Halikinnor mengatakan, vaksinasi memang lebih banyak di perkotaan karena jumlah penduduknya juga sangat banyak. Ada 21 titik tempat pelaksanaan vaksinasi secara keseluruhan di Kotawaringin Timur.

Pemerintah daerah akan terus menggencarkan vaksinasi. Saat ini capaian vaksinasi masih sekitar 38 persen. Pihaknya menargetkan pada Desember nanti paling tidak sudah mencapai 80 persen dengan dukungan kelancaran distribusi vaksin dari pemerintah provinsi.

Halikinnor berharap gencarnya vaksinasi mampu membentuk "herd immunity", termasuk di kalangan pelajar. Namun dia mengingatkan agar proses belajar dan mengajar tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Kita jalankan kehidupan normal baru dengan menerapkan protokol kesehatan, khususnya mendisiplinkan diri sendiri. Transportasi udara saat ini masih tetap menggunakan syarat PCR, tapi kita harapkan nanti cukup menggunakan hasil antigen," demikian Halikinnor.

Baca juga: Kasus COVID-19 di Kotim tersisa enam pasien isoman

Baca juga: Pengaspalan jalan di Sampit ditargetkan tuntas 2024

Baca juga: Bupati Kotim pertimbangkan opsi merevisi kenaikan tarif air PDAM