Sidang tersebut merupakan kelanjutan dari penyelidikan panjang setelah parlemen melihat bahwa perusahaan media sosial termasuk TikTok telah membawa pengaruh negatif terhadap masyarakat dan anak-anak.
Kepala Kebijakan Publik untuk Amerika di TikTok Michael Beckerman sebelum sidang mengatakan bahwa tim moderasi perusahaan bekerja dengan cepat untuk mengatasi tren konten yang dikenal sebagai "devious licks" tersebut.
Baca juga: TikTok China batasi pengguna di bawah usia 14 tahun
"Baru-baru ini kami melihat konten yang terkait dengan 'devious licks' mendapatkan perhatian di TikTok dan platform lainnya. Tim moderasi kami bekerja dengan cepat untuk menghapus konten ini," katanya.
Beckerman menambahkan, TikTok juga mengeluarkan panduan khusus kepada tim tentang konten yang melanggar serta secara proaktif mendeteksi dan menghapus konten.
"Termasuk video, hashtag, dan audio yang terkait dengan tren, juga mencari varian ejaan yang berpotensi digunakan untuk menghindari pendeteksi," ujarnya.
Selain TikTok, YouTube dan Snapchat juga diminta hadir dalam sidang. Komite Perdagangan Senat mengatakan aplikasi populer tersebut telah disalahgunakan untuk membahayakan anak-anak dan mempromosikan tindakan destruktif seperti vandalisme di sekolah, intimidasi, hingga modus operandi.
Namun, Wakil Presiden Kebijakan Publik Global Snap Inc Jennifer Stout mengatakan dalam kesaksiannya bahwa Snapchat tidak dirancang untuk membuat konten viral namun fokus pada percakapan bersama teman.
Sementara Wakil Presiden Urusan Publik YouTube Leslie Miller menegaskan bahwa perusahaan selalu berusaha mendorong kebiasaan sehat dan memastikan anak-anak hanya melihat konten yang sesuai dengan usianya.
Baca juga: TikTok hadirkan panduan kesehatan mental
Baca juga: TikTok adakan reality show kompetisi gim 'The Greatest Gamer Indonesia'
Baca juga: Konten video 'game' kian populer di TikTok