Wabup Kotim ikut punguti sampah berserakan di Pantai Ujung Pandaran
Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Irawati ikut turun langsung memunguti sampah berserakan yang dibuang sembarangan oleh pengunjung objek wisata Pantai Ujung Pandaran.
"Banyak yang menyampaikan kepada saya bahwa Pantai Ujung Pandaran banyak sampah. Hari ini saya ke sini dan melihat sendiri memang banyak sampah di sepanjang pantai. Ini persis seperti yang dilaporkan masyarakat," kata Irawati saat membersihkan sampah di Pantai Ujung Pandaran, Sabtu.
Beberapa hari terakhir, masalah sampah di Pantai Ujung Pandaran menjadi sorotan masyarakat. Setelah beberapa hari lalu viral video perempuan diduga pedagang yang membuang sampah di pantai, kini masyarakat menyoroti banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pantai tersebut.
Sejak hari kedua Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Pantai Ujung Pandaran langsung diserbu wisatawan. Mereka bukan hanya warga Kotawaringin Timur, tetapi juga pengunjung dari luar daerah seperti Kabupaten Seruyan, Kotawaringin Barat, Katingan, Kota Palangka Raya, bahkan Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Sayangnya sebagian wisatawan yang datang tidak mempunyai kepedulian untuk ikut menjaga agar objek wisata itu tetap bersih sehingga nyaman dikunjungi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya sampah berserakan di pantai akibat dibuang sembarangan oleh pengunjung.
Kondisi ini dinilai ironis karena pengelola fasilitas wisata sudah menyediakan tempat sampah. Selain itu, sudah seharusnya pengunjung juga turut menjaga kebersihan supaya mereka juga nyaman menikmati suasana di lokasi wisata itu.
Irawati meminta kesadaran diri masyarakat masing-masing agar jangan membuang sampah sembarangan karena sudah disiapkan tempat sampah. Pengelola fasilitas wisata di Pantai Ujung Pandaran juga diharapkan menambah tempat sampah saat hari besar seperti saat ini.
Baca juga: Arus mudik masih mengalir dari Pelabuhan Sampit menuju Jawa
Selaku pemerintah daerah dan masyarakat, Irawati mengaku malu ketika mendapati Pantai Ujung Pandaran banyak sampah. Ini sangat bertolak belakang dengan semangat pemerintah daerah selama ini dalam mempromosikan pariwisata daerah.
"Pantai ini juga ikon daerah kita. Pengelola juga jangan hanya menyediakan tempat sampah, tetapi juga mengimbau pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan," tegas Irawati.
Pantai Ujung Pandaran terletak di Kecamatan Teluk Sampit, berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Di pantai yang menghadap Laut Jawa ini, wisatawan disuguhi panorama pantai. Selain itu terdapat objek wisata religi yaitu kubah atau makam ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As'ad Al Banjari yang banyak didatangi peziarah dari luar daerah.
Syekh Abu Hamid adalah buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan, yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan 'Datu Kalampayan', dikenal luas dengan kitab karangannya berjudul 'Sabilal Muhtadin', yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Jika pantai banyak sampah maka wisatawan akan enggan berkunjung. Dampaknya, usaha dan perekonomian masyarakat di kawasan wisata itu juga akan terpengaruh. Untuk itu semua pihak harus menjaga kebersihan Pantai Ujung Pandaran.
Baca juga: Legislator Kotim soroti pedagang di Pantai Ujung Pandaran buang sampah sembarangan
Baca juga: Penumpang arus balik di Pelabuhan Sampit diperiksa ketat cegah barang terlarang
Baca juga: KNPI Kotim gelar Festival Pemuda 2022
"Banyak yang menyampaikan kepada saya bahwa Pantai Ujung Pandaran banyak sampah. Hari ini saya ke sini dan melihat sendiri memang banyak sampah di sepanjang pantai. Ini persis seperti yang dilaporkan masyarakat," kata Irawati saat membersihkan sampah di Pantai Ujung Pandaran, Sabtu.
Beberapa hari terakhir, masalah sampah di Pantai Ujung Pandaran menjadi sorotan masyarakat. Setelah beberapa hari lalu viral video perempuan diduga pedagang yang membuang sampah di pantai, kini masyarakat menyoroti banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pantai tersebut.
Sejak hari kedua Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Pantai Ujung Pandaran langsung diserbu wisatawan. Mereka bukan hanya warga Kotawaringin Timur, tetapi juga pengunjung dari luar daerah seperti Kabupaten Seruyan, Kotawaringin Barat, Katingan, Kota Palangka Raya, bahkan Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Sayangnya sebagian wisatawan yang datang tidak mempunyai kepedulian untuk ikut menjaga agar objek wisata itu tetap bersih sehingga nyaman dikunjungi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya sampah berserakan di pantai akibat dibuang sembarangan oleh pengunjung.
Kondisi ini dinilai ironis karena pengelola fasilitas wisata sudah menyediakan tempat sampah. Selain itu, sudah seharusnya pengunjung juga turut menjaga kebersihan supaya mereka juga nyaman menikmati suasana di lokasi wisata itu.
Irawati meminta kesadaran diri masyarakat masing-masing agar jangan membuang sampah sembarangan karena sudah disiapkan tempat sampah. Pengelola fasilitas wisata di Pantai Ujung Pandaran juga diharapkan menambah tempat sampah saat hari besar seperti saat ini.
Baca juga: Arus mudik masih mengalir dari Pelabuhan Sampit menuju Jawa
Selaku pemerintah daerah dan masyarakat, Irawati mengaku malu ketika mendapati Pantai Ujung Pandaran banyak sampah. Ini sangat bertolak belakang dengan semangat pemerintah daerah selama ini dalam mempromosikan pariwisata daerah.
"Pantai ini juga ikon daerah kita. Pengelola juga jangan hanya menyediakan tempat sampah, tetapi juga mengimbau pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan," tegas Irawati.
Pantai Ujung Pandaran terletak di Kecamatan Teluk Sampit, berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Di pantai yang menghadap Laut Jawa ini, wisatawan disuguhi panorama pantai. Selain itu terdapat objek wisata religi yaitu kubah atau makam ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As'ad Al Banjari yang banyak didatangi peziarah dari luar daerah.
Syekh Abu Hamid adalah buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan, yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan 'Datu Kalampayan', dikenal luas dengan kitab karangannya berjudul 'Sabilal Muhtadin', yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Jika pantai banyak sampah maka wisatawan akan enggan berkunjung. Dampaknya, usaha dan perekonomian masyarakat di kawasan wisata itu juga akan terpengaruh. Untuk itu semua pihak harus menjaga kebersihan Pantai Ujung Pandaran.
Baca juga: Legislator Kotim soroti pedagang di Pantai Ujung Pandaran buang sampah sembarangan
Baca juga: Penumpang arus balik di Pelabuhan Sampit diperiksa ketat cegah barang terlarang
Baca juga: KNPI Kotim gelar Festival Pemuda 2022