Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Kalimantan Tengah Siswadi mengaku ada menerima usulan dan permintaan dari sejumlah petani nenas di Desa Pararapak, Kabupaten Barito Selatan, agar dibangun irigasi ataupun drainase sebagai upaya mencegah terjadinya gagal panen.
Usulan itu disampaikan karena hasil panen para petani nenas di Desa Pararapak mengalami penurunan akibat lahan kerap tergenang air dan kebanjiran, kata Siswadi di Palangka Raya, Selasa.
"Kalau irigasi dibangun, maka lahan yang menjadi lokasi tanaman nenas tidak lagi sering tergenang karena debit air jadi bisa diatur. Itu kenapa mereka mengusulkan pembangunan irigasi," tambahnya.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan IV meliputi Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Raya itu menyebut, tanaman nenas bukan hanya menjadi usaha unggulan Desa Pararapak, tapi juga produk unggulan serta semakin banyak dikenal masyarakat Kalteng, terkhusus di DAS Barito.
Dia mengatakan, hasil panen masyarakat di desa tersebut tidak hanya menjual buah nenas, tapi sudah dibuat sirup, keripik dan selai. Dari berbagai produk tersebut, ternyata hasil usaha itu cukup baik dalam menopang kehidupan masyarakat di wilayah setempat.
"Jadi, kami berharap usulan atau aspirasi masyarakat di Desa Pararapak itu mendapat perhatian dan tindak lanjut yang positif dari pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat," kata Siswadi.
Baca juga: Legislator Kalteng minta dokter spesialis penyakit dalam ditambah
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalteng itu juga mengharapkan peranan dinas atau badan serta instansi terkait di Kabupaten Barsel, agar turut bersama-sama mempromosikan produk unggulan lokal setempat yakni Nanas parigi yang diolah menjadi sirup, selai dan keripik tersebut.
Dia mengatakan pemda perlu juga memberikan pelatihan cara pengolahan Nenas, memberikan bantuan alat pengolahan Nenas dan bila memungkinkan perlu pinjaman modal lunak bagi masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya.
"Terkait pemasaran produk unggulan daerah ini juga, bisa saja bekerjasama dengan pihak ketiga atau investor, agar pemasaran bisa lebih luas lagi, tidak hanya di Barsel dan Kalteng, tetapi bisa menjadi barang ekspor ke luar negeri," demikian Siswadi.
Baca juga: Masyarakat Kalteng diminta tak takut melapor adanya kekerasan seksual
Baca juga: Legislator Kalteng berharap PAD pemprov Rp200 miliar per tahun