Jaga daya beli masyarakat Kalteng, BI usulkan sejumlah rekomendasi
Palangka Raya (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Tengah memprediksi berbagai faktor akan terus membayangi tekanan harga sejumlah komoditas, sehingga harus direspon cepat oleh Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID), agar daya beli masyarakat dapat tetap terjaga.
Deputi Kepala BI Kalteng Magfur saat rapat High Level meeting TPID di Palangka Raya, Kamis, mengatakan bahwa dalam rangka penguatan stabilisasi harga pada jangka pendek, dapat diselenggarakan operasi pasar untuk bawang merah dan cabai rawit.
"Masyarakat di provinsi ini juga perlu didorong untuk menanam cabai di pekarangan rumah. Hal ini bertujuan mendorong pemenuhan pasokan pada level konsumen di tingkat RT," ucapnya.
Terkait penyelenggaraan operasi pasar, BI Kalteng berharap tidak hanya bawang merah dan cabai rawit, tetapi juga komoditas lainnya. Di mana pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan perum Bulog menyelenggarakan operasi pasar untuk komoditas lainnya, termasuk menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dari APBD.
Magfur mengatakan, pemda di Kalteng juga perlu memberikan subsidi terhadap biaya transportasi pengangkut sejumlah komoditas. Hal itu bertujuan menjaga sekaligus mencegah terjadinya kenaikan harga lebih tinggi.
"Pemda di Kalteng juga perlu melakukan korespondensi kepada Kementerian Perhubungan maupun maskapai penerbangan. Hal itu bertujuan menambah jumlah penerbangan dari dan ke provinsi ini," kata dia.
Baca juga: Kalteng dan Kalsel, BI sediakan Rp2,4 triliun uang emisi 2022
BI Kalteng juga merekomendasikan agar komunikasi belanja bijak lebih diperkuat kepada masyarakat. Komunikasi belanja bijak itu dimaksudkan untuk menjaga ekspektasi inflasi, utamanya ditengah masifnya pemberitaan kenaikan BBM subsidi jenis pertalite.
"Itu rekomendasi jangka pendek yang kami usulkan dalam menjaga daya beli masyarakat di provinsi ini," kata Magfur.
Sementara untuk jangka panjang, BI Kalteng merekomendasikan struktural ke arah peningkatan pasokan, dan pendirian sentra-sentra komoditas yang persisten menyumbang inflasi, khususnya pada kelompok Volatile Food atau pangan bergejolak.
Baca juga: BI Kalteng serahkan uang kertas rupiah berseri tanggal lahir Sugianto Sabran
Baca juga: OJK dan BI berikan edukasi keuangan mahasiswa STIE Muara Teweh
Deputi Kepala BI Kalteng Magfur saat rapat High Level meeting TPID di Palangka Raya, Kamis, mengatakan bahwa dalam rangka penguatan stabilisasi harga pada jangka pendek, dapat diselenggarakan operasi pasar untuk bawang merah dan cabai rawit.
"Masyarakat di provinsi ini juga perlu didorong untuk menanam cabai di pekarangan rumah. Hal ini bertujuan mendorong pemenuhan pasokan pada level konsumen di tingkat RT," ucapnya.
Terkait penyelenggaraan operasi pasar, BI Kalteng berharap tidak hanya bawang merah dan cabai rawit, tetapi juga komoditas lainnya. Di mana pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan perum Bulog menyelenggarakan operasi pasar untuk komoditas lainnya, termasuk menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dari APBD.
Magfur mengatakan, pemda di Kalteng juga perlu memberikan subsidi terhadap biaya transportasi pengangkut sejumlah komoditas. Hal itu bertujuan menjaga sekaligus mencegah terjadinya kenaikan harga lebih tinggi.
"Pemda di Kalteng juga perlu melakukan korespondensi kepada Kementerian Perhubungan maupun maskapai penerbangan. Hal itu bertujuan menambah jumlah penerbangan dari dan ke provinsi ini," kata dia.
Baca juga: Kalteng dan Kalsel, BI sediakan Rp2,4 triliun uang emisi 2022
BI Kalteng juga merekomendasikan agar komunikasi belanja bijak lebih diperkuat kepada masyarakat. Komunikasi belanja bijak itu dimaksudkan untuk menjaga ekspektasi inflasi, utamanya ditengah masifnya pemberitaan kenaikan BBM subsidi jenis pertalite.
"Itu rekomendasi jangka pendek yang kami usulkan dalam menjaga daya beli masyarakat di provinsi ini," kata Magfur.
Sementara untuk jangka panjang, BI Kalteng merekomendasikan struktural ke arah peningkatan pasokan, dan pendirian sentra-sentra komoditas yang persisten menyumbang inflasi, khususnya pada kelompok Volatile Food atau pangan bergejolak.
Baca juga: BI Kalteng serahkan uang kertas rupiah berseri tanggal lahir Sugianto Sabran
Baca juga: OJK dan BI berikan edukasi keuangan mahasiswa STIE Muara Teweh