Sampit (ANTARA) - Pasar murah pengendalian inflasi yang digelar Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur bekerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah di Pasar Eks Mentaya Sampit, langsung diserbu warga.
"Harganya jauh lebih murah dibanding di pasaran. Makanya kami senang bisa berbelanja di sini. Mudah-mudahan pasar murah ini rutin digelar supaya beban masyarakat berkurang," kata Rahmadi, salah seorang warga Sampit, Selasa.
Pasar murah yang digelar selama dua harus ini menjual tiga jenis komoditas yaitu bawang merah, cabai rawit dan telur ayam. Panitia mendatangkan langsung distributor atau agen untuk berjualan di pasar murah tersebut.
Pembelian dilayani dengan sistem kupon yang telah dibagikan melalui Pemerintah Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. Untuk pembelian tanpa menggunakan kupon, tetap dilayani namun dengan harga yang sedikit lebih tinggi.
Untuk pembelian menggunakan kupon, harga cabai hijau Rp7.000 untuk seperempat kilogram, cabai keriting Rp14.000 untuk seperempat kilogram dan cabai rawit Rp23.000 untuk setengah kilogram.
Bawang merah dijual dengan harga sama yaitu Rp20.000 /kg. Sementara itu telur ayam dijual Rp45.000 per sap bagi pembeli yang menggunakan kupon dan Rp50.000 per sap bagi pembeli yang tidak menggunakan kupon.
Bupati Halikinnor bersama Sekretaris Daerah Fajrurrahman dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Zulhaidir, sempat memantau kegiatan pasar murah tersebut. Halikinnor mengaku senang karena kegiatan itu disambut antusias oleh masyarakat.
Baca juga: Bupati Kotim beri penghargaan PT GAP atas bantuan listrik desa
"Kami berharap ini bisa membantu meringankan beban masyarakat, setidaknya untuk pemenuhan tiga komoditas tersebut. Harganya lebih murah Rp15.000 sampai Rp18.000 kg. Ini karena langsung distributor yang berjualan, ditambah subsidi dari pemerintah," jelas Halikinnor.
Halikinnor mengakui harga sejumlah kebutuhan cukup tinggi beberapa pekan terakhir. Hal ini bisa terus memicu meningkatnya angka inflasi di Sampit jika tidak segera diatasi.
"Harapan kita pasar murah ini bisa mengurangi inflasi yang cukup tinggi. Ini akan kita evaluasi sebagai bahan perencanaan ke depan," demikian Halikinnor.
Ekonom Bank Indonesia Perwakilan Kalteng, Suwarha mengatakan, pasar murah ini merupakan bagian dari gerakan nasional untuk pengendalian inflasi pangan. Pangan merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi, untuk itu dilaksanakan pasar murah di Palangka Raya dan Sampit.
Dalam kegiatan ini panitia mengundang distributor untuk berjualan di lokasi pasar murah. Selain menjual dengan harga murah sesuai harga distributor, mereka juga mendapat subsidi ongkos angkutan sehingga harga tiga komoditas ini semakin murah.
Menurut Suwarha, pasar murah ini untuk mengantisipasi karena inflasi di Sampit cukup tinggi. Inflasi bisa disebabkan beberapa jenis, namun beberapa hari terakhir komunitas pangan cukup menyumbang pergerakan inflasi sehingga dicoba dilakukan operasi pasar untuk meredam kondisi tersebut.
"Dalam dua hari pasar murah ini kami menargetkan bawang merah yang terjual sebanyak 1,3 ton telur ayam 500 kg dan cabe rawit juga 500 kg. Anggarannya sharing dari Bank Indonesia dan pemerintah daerah," demikian Suwarha.
Baca juga: Putusan sidang adat DAD Kotim diklaim sudah sesuai aturan
Baca juga: Putusan sidang adat DAD Kotim diklaim sudah sesuai aturan
Baca juga: Dana patungan perbaikan lingkar selatan Sampit belum sampai separuh