Dana patungan perbaikan lingkar selatan Sampit belum sampai separuh
Sampit (ANTARA) - Perbaikan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah belum dilaksanakan karena dana patungan sumbangan perusahaan yang terkumpul untuk perbaikan tersebut ternyata belum sampai separuh dari total kebutuhan biaya.
"Ini sudah Rp2 miliar lebih masuk dan hampir semua. Kalau ada yang sulit, saya yang langsung menghubungi kemarin dan ini sedang berproses," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Senin.
Jalan lingkar selatan merupakan jalan khusus angkutan berat dari dan menuju Pelabuhan Bagendang. Pengelolaan jalan yang membentang dari Bundaran Balangan Jalan Jenderal Sudirman hingga Bundaran KB Jalan HM Arsyad ini berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalteng.
Kerusakan jalan tersebut mencapai sekitar 1.825 meter dan dibutuhkan sekitar Rp4,7 miliar untuk memperbaikinya dengan material agregat B. Sebelumnya sudah disepakati perbaikannya dibiayai melalui sumbangan dana perusahaan besar perkebunan kelapa sawit, kehutanan, transportir dan lainnya.
Untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit, ada 57 perusahaan yang berkomitmen akan membantu perbaikan jalan itu. Selain itu, juga ada perusahaan transportir atau angkutan yang tergabung dalam Organda, ALFI, Pelindo dan lainnya yang diharapkan segera merealisasikan bantuannya.
Baca juga: Pemkab Kotim perkuat komitmen penanganan stunting
Menurut Halikinnor, sumbangan yang masuk saat ini berasal dari perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit. Sebagian perusahaan masih dalam proses adminstrasi pencairan di internal perusahaan.
"Ada juga perusahaan yang orang yang dipercaya mengurusi ini sedang umrah sehingga terlambat. Mereka minta pengertian menunggu orangnya datang umrah, baru menyelesaikan. Ada yang seperti itu alasan perusahaan tetapi semua berproses," tambah Halikinnor.
Halikinnor menyoroti kelompok pengusaha angkutan atau transportir yang belum juga ada kejelasan untuk merealisasikan bantuan. Dia berharap perusahaan angkutan membantu perbaikan jalan lingkar selatan karena itu untuk kepentingan masyarakat luas, yakni agar jalan itu lancar dilewati angkutan berat sehingga tidak perlu lagi melintasi jalan dalam kota Sampit.
Halikinnor berharap pelaku usaha memiliki kepedulian yang sama dalam membantu daerah. Namun jika ada perusahaan yang tidak mau peduli, maka pemerintah daerah akan mengambil sikap terhadap perusahaan-perusahaan tersebut sesuai kewenangan yang dimiliki.
"Tapi nanti bila sampai tanggal 1 September masih ada yang belum menyetor maka akan kita ekspos. Kita akan ekspos perusahaan mana yang sudah menyetor dan mana yang belum menyetor dana. Biar masyarakat juga tahu perusahaan-perusahaan tersebut," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim berharap pengembangan bandara membuat tiket pesawat lebih murah
Baca juga: Pekan Raya Sampit bantu percepatan pemulihan ekonomi
Baca juga: Legislator dukung Pemkab Kotim gelar pasar murah
"Ini sudah Rp2 miliar lebih masuk dan hampir semua. Kalau ada yang sulit, saya yang langsung menghubungi kemarin dan ini sedang berproses," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Senin.
Jalan lingkar selatan merupakan jalan khusus angkutan berat dari dan menuju Pelabuhan Bagendang. Pengelolaan jalan yang membentang dari Bundaran Balangan Jalan Jenderal Sudirman hingga Bundaran KB Jalan HM Arsyad ini berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalteng.
Kerusakan jalan tersebut mencapai sekitar 1.825 meter dan dibutuhkan sekitar Rp4,7 miliar untuk memperbaikinya dengan material agregat B. Sebelumnya sudah disepakati perbaikannya dibiayai melalui sumbangan dana perusahaan besar perkebunan kelapa sawit, kehutanan, transportir dan lainnya.
Untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit, ada 57 perusahaan yang berkomitmen akan membantu perbaikan jalan itu. Selain itu, juga ada perusahaan transportir atau angkutan yang tergabung dalam Organda, ALFI, Pelindo dan lainnya yang diharapkan segera merealisasikan bantuannya.
Baca juga: Pemkab Kotim perkuat komitmen penanganan stunting
Menurut Halikinnor, sumbangan yang masuk saat ini berasal dari perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit. Sebagian perusahaan masih dalam proses adminstrasi pencairan di internal perusahaan.
"Ada juga perusahaan yang orang yang dipercaya mengurusi ini sedang umrah sehingga terlambat. Mereka minta pengertian menunggu orangnya datang umrah, baru menyelesaikan. Ada yang seperti itu alasan perusahaan tetapi semua berproses," tambah Halikinnor.
Halikinnor menyoroti kelompok pengusaha angkutan atau transportir yang belum juga ada kejelasan untuk merealisasikan bantuan. Dia berharap perusahaan angkutan membantu perbaikan jalan lingkar selatan karena itu untuk kepentingan masyarakat luas, yakni agar jalan itu lancar dilewati angkutan berat sehingga tidak perlu lagi melintasi jalan dalam kota Sampit.
Halikinnor berharap pelaku usaha memiliki kepedulian yang sama dalam membantu daerah. Namun jika ada perusahaan yang tidak mau peduli, maka pemerintah daerah akan mengambil sikap terhadap perusahaan-perusahaan tersebut sesuai kewenangan yang dimiliki.
"Tapi nanti bila sampai tanggal 1 September masih ada yang belum menyetor maka akan kita ekspos. Kita akan ekspos perusahaan mana yang sudah menyetor dan mana yang belum menyetor dana. Biar masyarakat juga tahu perusahaan-perusahaan tersebut," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim berharap pengembangan bandara membuat tiket pesawat lebih murah
Baca juga: Pekan Raya Sampit bantu percepatan pemulihan ekonomi
Baca juga: Legislator dukung Pemkab Kotim gelar pasar murah