Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai partisipasi Indonesia penting dalam komitmen transisi batu bara global lantaran Indonesia adalah produsen batu bara terbesar di dunia.
"Semua negara kaya juga meminta pemenuhan komitmen transisi kepada Indonesia karena tanpa partisipasi Indonesia tidak mungkin mewujudkan komitmen global ini," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam acara "Bloomberg CEO Forum: Moving Forward Together" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan Indonesia akan melakukan transisi energi pada Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa Bangsa ke-26 (The 26th United Nations Climate Change Conference of the Parties/COP26) tahun lalu.
Dalam komitmen tersebut Indonesia akan melakukan pensiun batu bara lebih awal dan bahkan Pemerintah Indonesia bersama PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) sudah merancang untuk mengidentifikasi pembangkit listrik mana yang akan dipensiunkan, berapa biayanya, kondisi dari sisi fiskal, neraca PLN, serta pihak swasta.
Sri Mulyani mengungkapkan pembahasan dengan pihak swasta dilakukan apalagi jika pembangkit listrik yang akan dipensiunkan merupakan miliki pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP).
Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga berusaha memenuhi komitmen transisi batu bara dengan mulai memperkenalkan pajak karbon serta membahas bagaimana memperkenalkan pasar karbon yang merata di Indonesia.
"Apa yang saya katakan adalah bahwa Indonesia sedang melakukan banyak pekerjaan yang sangat serius dan kredibel agar kami dapat memenuhi komitmen ini," ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain ia berharap seluruh negara dapat berpartisipasi, terutama yang paling benar-benar mencemari dunia dengan emisi karbon agar bisa mengkompensasinya.