Bio Farma: Kami ingin vaksin IndoVac jadi vaksin COVID-19 multi-strain

id vaksin IndoVac ,Bio Farma,vaksin IndoVac jadi vaksin COVID-19 multi-strain,Kalteng

Bio Farma: Kami ingin vaksin IndoVac jadi vaksin COVID-19 multi-strain

Petugas kesehatan mempersiapkan alat suntik vaksin COVID-19 jenis IndoVac di Bandung, Jawa Barat, untuk disuntikan kepada penerima program vaksinasi dosis penguat. (ANTARA/HO-Kemenkes)

Jakarta (ANTARA) - Bandung - Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menginginkan Vaksin IndoVac, vaksin COVID-19 produksi oleh Bio Farma bisa menjadi vaksin multi-strain (dalam satu kemasan vaksin terdapat beberapa jenis vaksin), pasca meredanya wabah virus corona.
 
"Bagaimana nasib Vaksin IndoVac setelah pandemi (COVID-19) ini mereda? Kami ingin (Vaksin IndoVac) menjadi vaksin multi-strain. Kami ingin memiliki satu vaksin yang bisa jadi multi-strain," kata Honesti Basyir, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu.
 
Meskipun pandemi COVID-19 sudah mereda, kata Honesti, Vaksin IndoVac diproyeksikan menjadi bagian dari sistem ketahanan nasional di Indonesia.

"Jadi pengembangan IndoVac ke depan akan lebih kepada ke ketahanan nasional," kata dia.
 
Pihaknya juga akan mengembangkan Vaksin IndoVac yang bisa digunakan untuk anak usia tiga sampai enam tahun.
 
Dia mengatakan pandemi COVID-19 sudah mengubah tatanan kehidupan masyarakat, bahkan saat pandemi sudah hampir berakhir, sektor ekonomi masyarakat masih belum benar-benar keluar dari zona tersebut.
 
Dia menuturkan untuk mempercepat pemulihan terhadap pandemi maka dibutuhkan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.
 
Salah satu bukti nyata bentuk kolaborasi, kata dia pada saat pandemi adalah tersalurkannya lebih dari 400 juta dosis vaksin ke 17 ribu pulau se-Indonesia.
 
Lebih lanjut ia mengatakan sebagai perusahaan life science, Bio Farma terus meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional guna meningkatkan ketahanan farmasi nasional.
 
"Mengapa kami bisa menjadi holding karena industri kesehatan sangat lah fragmented dan semua tergantung pada impor," kata Honesti.