BI melihat Kalteng sedang menuju pertumbuhan ekonomi hijau
Palangka Raya (ANTARA) - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Koordinator Wilayah Kalimantan Bimo Epyanto menyatakan bahwa pihaknya melihat, Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sedang menuju pertumbuhan ekonomi hijau (green growth) yang selaras, serasi, dan menyeimbangkan tiga pilar utama pembangunan.
Pernyataan itu disampaikan Bimo pada saat menjadi narasumber di kuliah umum bertema Starting Green Transition in Kalimantan to Entrench Economic Dynamism, Social Progress, and Environmental Sustainability, yang digelar BI perwakilan Kalteng bersama United Nations Sustainable Development Solution Network (UN SDSN) dan Universitas Palangka Raya (UPR), di Palangka Raya, Jumat.
"Tiga pilar utama yang kami maksud itu yakni, pertumbuhan yang ramah lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi secara berkeadilan serta berkelanjutan," ucapnya.
Apa yang sedang dilakukan Kalteng ini, menurut dia, sebenarnya sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung penurunan emisi gas rumah kaca, pertumbuhan ekonomi hijau dan lingkungan yang berkelanjutan.
Hanya saja, kata Bimo, komitmen Pemerintah Indonesia ini tetap menjadi tantangan bagi seluruh provinsi yang ada di Pulau Kalimantan. Di mana tantangan terberatnya adalah, bagaimana provinsi di Pulau Kalimantan dapat berkolaborasi dan memiliki pandangan yang sama dalam memandang Kalimantan di masa yang akan datang.
"Pemerintah di pulau kalimantan dalam melakukan pembangunan tentunya harus sarat akan ekonomi hijau dan berkelanjutan, serta memperhatikan daya dukung lingkungan yang nantinya berdampak kepada kesejahteraan masyarakat," kata Bimo.
Sementara itu, Rektor Universitas Palangka Raya Prof Salampak menyambut baik digelarnya kuliah umum yang bekerjasama dengan BI Kalteng serta UN SDSN. Sebab, Universitas Palangka Raya memiliki komitmen mendukung penuh program-program dalam rangka mewujudkan Kalimantan Hijau melalui pendekatan ekonomi hijau, sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Kalimantan.
Baca juga: BI memperkirakan perekonomian Kalteng di 2023 alami perlambatan
Dia mengatakan pola Ilmiah Pokok Universitas Palangka Raya sebagaimana tertuang dalam Statuta UPR, yakni Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Arah Pengembangan pada Daerah Rawa Gambut Tropika serta Daerah Aliran Sungai dan Lingkungannya. Di mana pola ilmiah ini mengarahkan semua pihak harus memberikan perhatian yang utuh, agar menjaga ekosistem lahan gambut melalui kegiatan penelitian, pengabdian dan kurikulum pembelajaran.
"Untuk mewujudkan pola ilmiah ini, kami mengharapkan kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat di lahan gambut agar masyarakat bukan hanya menjadi perambah hutan dan lingkungan, tetapi menjadi penjaga hutan, penjaga sungai, dan penjaga lahan gambut," kata Salampak.
Kuliah Umum yang dibuka secara resmi Rektor UPR ini turut menghadirkan narasumber Prof Wing Thye Woo dari University of California, Davis yang juga sebagai Wakil Presiden UN SDSN, dan dipandu oleh moderator Hendrik Segah, serta diikuti oleh mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.
Baca juga: Inflasi diperkirakan capai 0,40 persen pada Januari 2023
Baca juga: Modal asing masuk Rp14,8 triliun, terbesar ke pasar SBN
Baca juga: Stiker mesin ATM bisa rekam pin nasabah hoaks!
Pernyataan itu disampaikan Bimo pada saat menjadi narasumber di kuliah umum bertema Starting Green Transition in Kalimantan to Entrench Economic Dynamism, Social Progress, and Environmental Sustainability, yang digelar BI perwakilan Kalteng bersama United Nations Sustainable Development Solution Network (UN SDSN) dan Universitas Palangka Raya (UPR), di Palangka Raya, Jumat.
"Tiga pilar utama yang kami maksud itu yakni, pertumbuhan yang ramah lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi secara berkeadilan serta berkelanjutan," ucapnya.
Apa yang sedang dilakukan Kalteng ini, menurut dia, sebenarnya sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung penurunan emisi gas rumah kaca, pertumbuhan ekonomi hijau dan lingkungan yang berkelanjutan.
Hanya saja, kata Bimo, komitmen Pemerintah Indonesia ini tetap menjadi tantangan bagi seluruh provinsi yang ada di Pulau Kalimantan. Di mana tantangan terberatnya adalah, bagaimana provinsi di Pulau Kalimantan dapat berkolaborasi dan memiliki pandangan yang sama dalam memandang Kalimantan di masa yang akan datang.
"Pemerintah di pulau kalimantan dalam melakukan pembangunan tentunya harus sarat akan ekonomi hijau dan berkelanjutan, serta memperhatikan daya dukung lingkungan yang nantinya berdampak kepada kesejahteraan masyarakat," kata Bimo.
Sementara itu, Rektor Universitas Palangka Raya Prof Salampak menyambut baik digelarnya kuliah umum yang bekerjasama dengan BI Kalteng serta UN SDSN. Sebab, Universitas Palangka Raya memiliki komitmen mendukung penuh program-program dalam rangka mewujudkan Kalimantan Hijau melalui pendekatan ekonomi hijau, sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Kalimantan.
Baca juga: BI memperkirakan perekonomian Kalteng di 2023 alami perlambatan
Dia mengatakan pola Ilmiah Pokok Universitas Palangka Raya sebagaimana tertuang dalam Statuta UPR, yakni Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Arah Pengembangan pada Daerah Rawa Gambut Tropika serta Daerah Aliran Sungai dan Lingkungannya. Di mana pola ilmiah ini mengarahkan semua pihak harus memberikan perhatian yang utuh, agar menjaga ekosistem lahan gambut melalui kegiatan penelitian, pengabdian dan kurikulum pembelajaran.
"Untuk mewujudkan pola ilmiah ini, kami mengharapkan kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat di lahan gambut agar masyarakat bukan hanya menjadi perambah hutan dan lingkungan, tetapi menjadi penjaga hutan, penjaga sungai, dan penjaga lahan gambut," kata Salampak.
Kuliah Umum yang dibuka secara resmi Rektor UPR ini turut menghadirkan narasumber Prof Wing Thye Woo dari University of California, Davis yang juga sebagai Wakil Presiden UN SDSN, dan dipandu oleh moderator Hendrik Segah, serta diikuti oleh mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.
Baca juga: Inflasi diperkirakan capai 0,40 persen pada Januari 2023
Baca juga: Modal asing masuk Rp14,8 triliun, terbesar ke pasar SBN
Baca juga: Stiker mesin ATM bisa rekam pin nasabah hoaks!