Cinta Tanah Air kunci capai Indonesia Emas 2045
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar mengatakan sikap memiliki karakter cinta pada Tanah Air merupakan kunci untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045.
"Anak-anakku, diajar untuk cinta kepada bangsa dengan prinsip hubbul wathon minal iman," kata Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Boy menyampaikan pesan itu kepada para santri dan santriwati dalam dialog kebangsaan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah Palembang.
Baca juga: Mantan narapidana terorisme diharapkan jadi bagian kontra radikalisasi
Menurut jenderal bintang tiga tersebut, apabila setiap anak bangsa tidak terkecuali para santri dan santriwati memiliki karakter cinta pada Tanah Air, maka tidak akan ada hambatan mencapai Indonesia Emas 2045.
Dia mengatakan para santri dan santriwati akan menjadi pemimpin masa depan serta menjadi bagian penting sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Indonesia.
"Generasi muda kita tentu harus kita isi untuk mencintai bangsanya, mengingatkan hal-hal yang menjadi hambatan untuk maju, yang tidak sesuai dengan Pancasila, nilai adat budaya Indonesia," kata lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1988 itu.
Baca juga: Aparat aparat diminta tak ragu gunakan hukum terorisme tindak KKB
Dia berpesan generasi pengisi Indonesia Emas harus dijaga dan dibina sejak dini di tengah gempuran ideologi transnasional yang terus terjadi.
"Ideologi Pancasila mengajarkan untuk dapat bertoleransi, menghormati, dan memberikan jaminan juga yang beragama lain untuk menjalankan syariat agamanya sesuai keyakinannya masing-masing," kata mantan kepala Polda Papua dan Banten tersebut.
Pesan tersebut tidak lepas dari maraknya fenomena kekerasan akibat ekstremisme beragama di Indonesia maupun dunia. Apalagi, propaganda ekstrem yang kerap membenturkan nilai agama dan bernegara tersebut secara masif beredar di media sosial.
"Sosial media itu sudah sangat dimanfaatkan oleh kelompok teror untuk menyebarkan narasi yang penuh dengan kebencian untuk merusak alam pikiran manusia di dunia," ujar Boy yang bergelar adat Datuak Rangkayo Basa itu.
Baca juga: Kepala BNPT Boy Rafli tepis isu dirinya gabung PPP
Baca juga: BNPT: Kekerasan KKB penuhi unsur tindak pidana terorisme
"Anak-anakku, diajar untuk cinta kepada bangsa dengan prinsip hubbul wathon minal iman," kata Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Boy menyampaikan pesan itu kepada para santri dan santriwati dalam dialog kebangsaan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah Palembang.
Baca juga: Mantan narapidana terorisme diharapkan jadi bagian kontra radikalisasi
Menurut jenderal bintang tiga tersebut, apabila setiap anak bangsa tidak terkecuali para santri dan santriwati memiliki karakter cinta pada Tanah Air, maka tidak akan ada hambatan mencapai Indonesia Emas 2045.
Dia mengatakan para santri dan santriwati akan menjadi pemimpin masa depan serta menjadi bagian penting sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Indonesia.
"Generasi muda kita tentu harus kita isi untuk mencintai bangsanya, mengingatkan hal-hal yang menjadi hambatan untuk maju, yang tidak sesuai dengan Pancasila, nilai adat budaya Indonesia," kata lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1988 itu.
Baca juga: Aparat aparat diminta tak ragu gunakan hukum terorisme tindak KKB
Dia berpesan generasi pengisi Indonesia Emas harus dijaga dan dibina sejak dini di tengah gempuran ideologi transnasional yang terus terjadi.
"Ideologi Pancasila mengajarkan untuk dapat bertoleransi, menghormati, dan memberikan jaminan juga yang beragama lain untuk menjalankan syariat agamanya sesuai keyakinannya masing-masing," kata mantan kepala Polda Papua dan Banten tersebut.
Pesan tersebut tidak lepas dari maraknya fenomena kekerasan akibat ekstremisme beragama di Indonesia maupun dunia. Apalagi, propaganda ekstrem yang kerap membenturkan nilai agama dan bernegara tersebut secara masif beredar di media sosial.
"Sosial media itu sudah sangat dimanfaatkan oleh kelompok teror untuk menyebarkan narasi yang penuh dengan kebencian untuk merusak alam pikiran manusia di dunia," ujar Boy yang bergelar adat Datuak Rangkayo Basa itu.
Baca juga: Kepala BNPT Boy Rafli tepis isu dirinya gabung PPP
Baca juga: BNPT: Kekerasan KKB penuhi unsur tindak pidana terorisme