Seoul (ANTARA) - Korea Utara mungkin memutuskan membuka kembali perbatasannya yang ditutup selama lebih dari tiga tahun untuk membatasi penyebaran COVID-19.
Langkah ini diambil karena negara itu mengalami kesulitan ekonomi akibat penutupan perbatasan, kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Senin.
Korea Utara pada Minggu mengizinkan warga negaranya yang berada di luar negeri untuk kembali setelah kekhawatiran terhadap COVID-19 berkurang. Warga negara yang kembali itu akan dikarantina selama sepekan.
Keputusan itu menunjukkan rezim Korea Utara resmi membuka kembali perbatasannya.
"Akibat perbatasan ditutup, Korea Utara mungkin menghadapi berbagai kesulitan ekonomi, dan mungkin tidak nyaman karena pertukaran personel dihentikan," kata juru bicara kementerian tersebut, Koo Byoung-sam, dalam konferensi pers.
Meski demikian, Korea Selatan memandang langkah Korea Utara itu sebagai langkah terbatas karena Korea Utara hanya membolehkan pemulangan warga negaranya di luar negeri, bukan mengenai kapan mereka membolehkan warga asing masuk.
Baca juga: Korea Utara bersumpah perkuat militernya menyusul deklarasi AS
Keputusan itu sendiri membuat semakin banyak diplomat, pekerja, dan pelajar Korea Utara yang tinggal di luar negeri bisa kembali ke negerinya. Ada juga kekhawatiran bahwa sejumlah pembelot Korea Utara di China bisa dipulangkan secara paksa ke negerinya.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengungkapkan "kekhawatiran besar" mengenai kemungkinan pemulangan pembelot Korea Utara yang ditangkap dan ditahan di China.
"Kami ingin menekankan lagi bahwa para pembelot itu tidak boleh dikirim kembali secara paksa ke Korea Utara tanpa persetujuan mereka. Keinginan mereka harus dihormati," kata Koo.
Korea Utara yang menutup perbatasan pada Januari 2020, memperlakukan langkah darurat anti-endemi maksimum pada Mei 2022, ketika negara itu melaporkan kasus COVID-19 pertamanya.
Korea Utara baru-baru ini mengizinkan atletnya melintasi perbatasan dengan China agar bisa mengikuti Kejuaraan Dunia Taekwon-Do ITF di Kazakhstan.
Mereka juga melanjutkan operasi penerbangan komersial dengan China dan Rusia pekan lalu.
Baca juga: Biden sebut serangan nuklir Korut akan jadi akhir rezim Pyongyang
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Korea Utara mewanti-wanti akan balas setiap provokasi militer
Baca juga: Kim Jong Un turun tangan awasi pelatihan nuklir
Baca juga: Korea Utara luncurkan rudal balistik ke arah Jepang