Nanga Bulik (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah Lilis Suriani mengumpulkan semua pemangku kepentingan guna menciptakan kolaborasi untuk mengatasi musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Karhutla merupakan masalah serius yang harus betul-betul kita tangani. Di Kabupaten Lamandau kasus karhutlanya memang paling sedikit, tetapi kita jangan senang dulu karena api tidak bisa diprediksi apalagi kalau terkena angin, karena itu harus selalu kita pantau”, kata Lilis Suriani di Nanga Bulik, Jumat.
Lilis Suriani memimpin rapat penanggulangan karhutla di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau, yang dihadiri organisasi perangkat daerah (OPD) setempat dan instansi terkait.
Dalam rapat tersebut, Pj Bupati memberikan arahan apa saja yang perlu dilakukan untuk penanganan Karhutla yang terjadi di Wilayah Kabupaten Lamandau. Ia menginstruksikan agar pihak terkait untuk memetakan titik api (hotspot), daerah mana yang rawan karhutla.
“Segera lakukan pemetaan terhadap kawasan rawan terjadi karhutla, karena itu sangat diperlukan dalam rangka kita menyusun langkah-langkah penanggulangan karhutla,”ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, dukungan dari berbagai pihak juga sangat diperlukan, termasuk dari dunia usaha untuk bersama-sama menanggulangi karhutla.
“Kita juga perlu meminta bantuan dan dukungan pihak lain seperti perusahan sawit yang berada di sekitar titik api, untuk membantu pemadaman, apalagi mereka punya alat berat dan alat pemadam,” jelasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data rekapitulasi Karhutla dari BPBD Kabupaten Lamandau dari tanggal 1 Januari sampai 5 Oktober 2023 ada sebanyak 1100 titik hotspot, dengan luasan 135,92 Hektar dan 36 Kejadian Karhutla yang semuanya dapat tertangani.