Alumni IPB susun buku agromaritim untuk Indonesia dan dunia

id ipb,alumni ipb,buku putih,agromaritim,bogor

Alumni IPB susun buku agromaritim untuk Indonesia dan dunia

Jajaran HA IPB saat jumpa pers reuni akbar dalam rangkaian HUT ke--60 IPB University di gedung alumni IPB Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/11/2023). (ANTARA/Linna Susanti)

Kota Bogor (ANTARA) - Himpunan Alumni (HA) Institut Pertanian Bogor (IPB) University menyusun buku putih agromaritim untuk Indonesia dan dunia sebagai sumbangsih pemikiran arah pembangunan nasional dalam kepemimpinan ke depan.

Ketua HA IPB Walneg S. Jas saat jumpa pers reuni akbar HA IPB sebagai rangkaian HUT Ke-60 IPB University di Gedung Alumni IPB Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, mengatakan buku putih agromaritim disusun untuk memperkuat pembangunan Indonesia dikenal sebagai negara pertanian dan kelautan.

"Buku ini merangkum buku putih yang sebelum-sebelumnya dikeluarkan, agar agromaritim itu jadi mainstrem, banyak disebut di berbagai program pembangunan," jelasnya.

Walneg menyampaikan bahwa HA IPB berpandangan biarlah negara lain dikenal kuat dalam teknologi atau perdagangan, tetapi Indonesia kuat sebagai negara agromaritim dunia.

Walneg menyebutkan momen peluncuran ini pas dengan agenda Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 untuk menentukan kepemimpinan Indonesia lima tahun ke depan, berikut dengan program kerjanya, maupun sisa waktu pemerintahan saat ini.
 

HA IPB pun berencana mengundang Presiden Jokowi dan tiga orang calon presiden (capres) Pemilu 2024 yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan hadir di acara reuni akbar HA IPB di International Convention Center (ICC) Sentul, Kabupaten Bogor pada tanggal 25 November 2023.

Kepada mereka, HA IPB akan menyerahkan langsung buku putih agromaritim agar menjadi masukan arah pembangunan Indonesia.

"Tapi kami akan pastikan dulu, ketiganya bisa datang apa tidak, kalau ada satu yang tidak bisa datang, maka akan kami antarkan saja ke masing-masing. Tidak jadi di acara reuni akbar penyerahannya," kata Walneg.

Menurut dia, konsentrasi pembangunan Indonesia terhadap agromaritim akan mengamankan pangan nasional bahkan dunia. Indonesia pun tidak harus menjadi negara yang banyak impor pangan.

"Dengan memperkuat pangan dan sumber daya alam, salah satu kriteria negara disebut maju," katanya.