Pelni Pangkalan Bun beberkan kronologi tragedi berdarah di KM Awu
Pangkalan Bun (ANTARA) - Kepala PT Pelni Cabang Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Roni membeberkan kronologi terkait tragedi pembunuhan di atas Kapal motor (KM) Awu miliknya, jurusan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Laporan yang kami terima, kejadian itu terjadi saat kapal sedang berada di laut jawa. Kami menduga pelaku yang melakukan tindakan tersebut menyerang secara tiba-tiba dan tidak ada perkelahian sebelumnya," kata Roni di ruangan kerjanya di Pangkalan Bun, Kamis.
Dikatakan, setelah mendapatkan informasi, PT Pelni Pangkalan Bun langsung melakukan koordinasi dengan pihak stakeholder pelabuhan lainnya dan juga pihak kepolisian. Selain itu, menyediakan empat Mobil Ambulan di Pelabuhan Panglima Utar, sehingga ketika kapal bersandar dapat langsung melakukan evakuasi.
"Penumpang tidak kami turunkan, karena pihak berwenang melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, di kapal juga ada cctv untuk menjadi bahan analisa pihak kepolisian," ucapnya.
Roni pun membantah bahwa informasi yang beredar terkait kejadian tersebut karena masalah rebutan tempat tidur. Sebab, posisi kapal saat itu sudah berada di perjalanan dan mau sampai ke pelabuhan Panglima Utar.
"Kalau kejadian itu terjadi karena rebutan tempat tidur, tentunya posisi kapal saat mau berangkat kan. Jadi, bukan itu penyebabnya," tegasnya.
Dirinya pun menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas terjadinya tragedi berdarah ini yang terjadi di kapal milik PT Pelni.
"ini tentunya menjadi bahan evaluasi kami kedepannya, tentunya kita dan tim yang ada di pelabuhan Kumai akan lebih hati-hati dan waspada lagi," kata Roni.
Sementara itu, sampai saat ini pihak Polres Kotawaringin Barat (Kobar) masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut.
Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono melalui KabagOps Polres Kobar AKP Rendra Aditya Dhani mengatakan, informasi yang diterima pihaknya terkait kejadian pada hari Rabu itu sekitar pukul 16.15 WIB, kemungkinan saat masuk di muara Kumai.
Baca juga: Satpol PP Kotawaringin Barat optimalkan penegakkan perda
"Untuk saat ini kejadian diduga terjadi di atas kapal, untuk informasi lengkap masih dalam penyelidikan. Setelah fakta-fakta terkumpul kita akan lakukan rilis," katanya.
Rendra menyebutkan, bahwa dalam kejadian tersebut ada 5 orang yang menjadi korban di antaranya 3 laki laki dan 2 perempuan. Di mana dua orang meninggal, salah satunya merupakan pelaku, dan tiga orang mengalami luka berat.
"yang mengalami luka berat, sedang dalam perawatan intensif di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun," demikian Kabagops Polres Kobar ini.
Baca juga: Pemkab Kobar didukung Universitas Kristen Satya Wacana tingkatkan SDM ASN
Baca juga: Gunung Mas kirim 91 kafilah pada MTQH XXXI Kalteng di Kobar
Baca juga: Persiapan pelaksanaan MTQH tingkat Kalteng di Kobar sudah 90 persen
"Laporan yang kami terima, kejadian itu terjadi saat kapal sedang berada di laut jawa. Kami menduga pelaku yang melakukan tindakan tersebut menyerang secara tiba-tiba dan tidak ada perkelahian sebelumnya," kata Roni di ruangan kerjanya di Pangkalan Bun, Kamis.
Dikatakan, setelah mendapatkan informasi, PT Pelni Pangkalan Bun langsung melakukan koordinasi dengan pihak stakeholder pelabuhan lainnya dan juga pihak kepolisian. Selain itu, menyediakan empat Mobil Ambulan di Pelabuhan Panglima Utar, sehingga ketika kapal bersandar dapat langsung melakukan evakuasi.
"Penumpang tidak kami turunkan, karena pihak berwenang melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, di kapal juga ada cctv untuk menjadi bahan analisa pihak kepolisian," ucapnya.
Roni pun membantah bahwa informasi yang beredar terkait kejadian tersebut karena masalah rebutan tempat tidur. Sebab, posisi kapal saat itu sudah berada di perjalanan dan mau sampai ke pelabuhan Panglima Utar.
"Kalau kejadian itu terjadi karena rebutan tempat tidur, tentunya posisi kapal saat mau berangkat kan. Jadi, bukan itu penyebabnya," tegasnya.
Dirinya pun menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas terjadinya tragedi berdarah ini yang terjadi di kapal milik PT Pelni.
"ini tentunya menjadi bahan evaluasi kami kedepannya, tentunya kita dan tim yang ada di pelabuhan Kumai akan lebih hati-hati dan waspada lagi," kata Roni.
Sementara itu, sampai saat ini pihak Polres Kotawaringin Barat (Kobar) masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut.
Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono melalui KabagOps Polres Kobar AKP Rendra Aditya Dhani mengatakan, informasi yang diterima pihaknya terkait kejadian pada hari Rabu itu sekitar pukul 16.15 WIB, kemungkinan saat masuk di muara Kumai.
Baca juga: Satpol PP Kotawaringin Barat optimalkan penegakkan perda
"Untuk saat ini kejadian diduga terjadi di atas kapal, untuk informasi lengkap masih dalam penyelidikan. Setelah fakta-fakta terkumpul kita akan lakukan rilis," katanya.
Rendra menyebutkan, bahwa dalam kejadian tersebut ada 5 orang yang menjadi korban di antaranya 3 laki laki dan 2 perempuan. Di mana dua orang meninggal, salah satunya merupakan pelaku, dan tiga orang mengalami luka berat.
"yang mengalami luka berat, sedang dalam perawatan intensif di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun," demikian Kabagops Polres Kobar ini.
Baca juga: Pemkab Kobar didukung Universitas Kristen Satya Wacana tingkatkan SDM ASN
Baca juga: Gunung Mas kirim 91 kafilah pada MTQH XXXI Kalteng di Kobar
Baca juga: Persiapan pelaksanaan MTQH tingkat Kalteng di Kobar sudah 90 persen