Saat berbicara di sebuah konferensi pers pada kesempatan kepresidenan Korsel di Dewan Keamanan PBB untuk Juni, Hwang mengatakan bahwa Korut baru-baru ini melakukan beberapa provokasi besar, termasuk uji coba rudal balistik jarak jauh.
Hwang juga menyinggung balon-balon "aneh" berisi "sampah" yang dikirim ke negaranya.
"Kami merespons dengan tegas provokasi Korut, termasuk di pertemuan Dewan Keamanan yang kami ikuti pekan lalu," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa Korsel siap mengadakan pertemuan Dewan untuk menanggapi provokasi yang dilakukan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), nama resmi Korut.
Mengingat Korut menyebut Korsel sebagai "musuh asing," Hwang mengatakan situasi di Korut semakin memburuk, tetapi tidak ada perubahan dalam dinamika Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Korut larang warganya beri nama anak mereka dengan arti "unifikasi"
Dia juga mengatakan bahwa kebijakan dan retorika nuklir Korut menjadi lebih agresif dan berbahaya. Untuk itu, menurut dia, Korsel siap merespons retorika tersebut.
Utusan Korsel tersebut juga mengatakan bahwa sikap negaranya tidak berubah, dan menambahkan bahwa Korsel "terbuka untuk melakukan dialog dan negosiasi serta diplomasi tanpa prasyarat apa pun."
Menanggapi pengiriman balon berisi "sampah" oleh Korut, Korsel mengumumkan rencana untuk menangguhkan Perjanjian Antar-Korea, yang ditandatangani pada 2018 untuk meredam ketegangan militer, di pihak mereka.
Baca juga: Korsel selidiki dugaan penyediaan senjata oleh Korut ke Rusia
Korsel mengambil alih masa kepresidenan di Dewan Keamanan PBB dari Mozambik.
Rusia diperkirakan akan mengambil alih kursi kepresidenan pada bulan berikutnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Korut mencuri informasi dari komputer pengadilan Korsel
Baca juga: Kim Jong Un sebut Korsel sebagai musuh utama negaranya
Baca juga: Kim Jong Un sebut 2024 tahun penting untuk persiapan perang