Jimpitan, cara warga Desa Gunung Makmur membangun melalui pendekatan sosial
Sampit (ANTARA) - Ada cara unik warga Desa Gunung Makmur Kecamatan Antang Kalang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dalam menggerakkan masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan dari sisi pendekatan sosial, yakni melalui "jimpitan".
"Jimpitan itu, warga setiap hari menyiapkan uang secara suka rela di depan rumah, nanti petugas jaga malam yang berkeliling mengumpulkan uang tersebut. Uang yang terkumpul digunakan untuk kepentingan masyarakat juga," kata Sekretaris Desa Gunung Makmur Shantiko Hatmojo.
Menilik dari kamus besar Bahasa Indonesia, jimpitan berarti hasil menjimpit; jumputan. Arti lainnya yaitu sumbangan berupa beras sejimpit yang dikumpulkan secara beramai-ramai.
Shantiko atau akrab disapa Eko, kegiatan jimpitan diterapkan masing-masing RT atau rukun tetangga. Kegiatan ini mulai banyak dilakukan pada 2021 lalu oleh warga desa yang berjarak sekitar 186 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur ini.
Namun di Desa Gunung Makmur, dalam kegiatan jimpitan ini yang dikumpulkan warga berupa sumbangan dalam bentuk uang. Kesepakatan warga, nilai sumbangan minimal Rp2000 dan diperbolehkan memberi dengan nilai lebih besar sesuai keikhlasan.
Setiap malam, warga pemilik rumah menyiapkan uang minimal Rp2000. Ada yang meletakkan uang itu dalam toples yang ditempatkan di depan atau halaman rumah mereka, ada pula yang menyelipkan di tiang pelataran atau pagar yang mudah dilihat petugas jaga malam.
Warga sudah mengatur jadwal kelompok jaga malam secara bergantian setiap malamnya. Mereka yang giliran ronda inilah yang nantinya bertugas mengumpulkan uang jimpitan dari rumah ke rumah untuk kemudian disetor ke kas desa.
Dalam kaitan keamanan lingkungan, jimpitan ini menjadi metode efektif yang mengharuskan petugas ronda mendatangi satu per satu rumah warga. Selain mengumpulkan uang jimpitan, petugas juga sekaligus berpatroli memantau situasi keamanan di setiap rumah sehingga diharapkan dapat memberi rasa aman bagi masyarakat desa.
Menurut Eko, jimpitan juga memberikan dampak positif yang nyata bagi warga desa berpenduduk 683 kepala keluarga dengan 1.200 jiwa yang tersebar di 13 RT. Masyarakat pun sepakat untuk terus menjalankan kegiatan yang diharapkan menjadi tradisi positif ini.
Baca juga: Bupati Kotim wacanakan Tumbang Kalang jadi Desa Toleransi Umat Beragama
"Uang yang terkumpul digunakan misalnya untuk membantu orang sakit, meninggal atau warga tidak mampu. Ada pula seperti di RT 8 itu di jadikan kebun sawit dua hektare dan kini pendapatannya sudah Rp4 juta sampai Rp5 juta per bulan. Juga digunakan untuk usaha penyewaan tenda," kata Eko.
Bendahara RT 12, Asep Wibowo mengatakan, warganya sangat mendukung kegiatan jimpitan. Apalagi manfaatnya juga sudah dirasakan oleh masyarakat karena uang yang terkumpul digunakan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Tokoh pemuda Desa Gunung Makmur ini menjelaskan, kegiatan jimpitan di RT mereka sudah berjalan sekitar 1,5 tahun. Dari penduduk yang berjumlah 60 kepala keluarga, setiap malam terkumpul minimal Rp130 ribu.
"Kemarin kami gunakan untuk membuat lampu PJU (penerangan jalan umum) sekitar Rp45 juta. Juga digunakan untuk membantu warga seperti ketika ada yang sakit atau meninggal dunia. Jimpitan ini sangat bermanfaat," ujar Asep.
Jimpitan merupakan salah satu kegiatan positif yang menunjukkan kekompakan warga Desa Gunung Makmur dalam berpartisipasi membangun desa mereka. Tidak heran jika berbagai prestasi telah ditorehkan desa ini.
Desa Gunung Makmur merupakan salah satu desa yang menjadi percontohan. Beberapa waktu lalu desa ini mendapat penghargaan sebagai juara II lomba desa kategori regional tingkat Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2023 sehingga mendapat hadiah Rp100 juta yang digunakan untuk pembangunan desa.
Pemerintah dan masyarakat desa ini sangat kompak. Bahkan Bupati Halikinnor memuji langkah desa ini yang menghibahkan lahan seluas satu hektare untuk rencana pembangunan Puskesmas Antang Kalang II.
Mengapresiasi itu, Halikinnor menjanjikan Puskesmas Antang Kalang II dibangun secara representatif sehingga bisa dijadikan puskesmas rawat inap. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika ke depannya puskesmas tersebut menjadi cikal bakal pembangunan rumah sakit pratama di Kecamatan Antang Kalang.
"Selain membangun puskesmas, kita juga akan tingkatkan jalan di desa ini supaya kegiatan ekonomi masyarakat semakin lancar. Bahkan tahun ini juga ada jalan di desa ini yang akan ditingkatkan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi PT Unggul Lestari bantu masyarakat Desa Sungai Hanya dapatkan listrik
Baca juga: PT Maju Aneka Sawit raih Zero Accident Award 2024
Baca juga: Dinkes Kotim komitmen sukseskan Pekan Imunisasi Nasional Polio
"Jimpitan itu, warga setiap hari menyiapkan uang secara suka rela di depan rumah, nanti petugas jaga malam yang berkeliling mengumpulkan uang tersebut. Uang yang terkumpul digunakan untuk kepentingan masyarakat juga," kata Sekretaris Desa Gunung Makmur Shantiko Hatmojo.
Menilik dari kamus besar Bahasa Indonesia, jimpitan berarti hasil menjimpit; jumputan. Arti lainnya yaitu sumbangan berupa beras sejimpit yang dikumpulkan secara beramai-ramai.
Shantiko atau akrab disapa Eko, kegiatan jimpitan diterapkan masing-masing RT atau rukun tetangga. Kegiatan ini mulai banyak dilakukan pada 2021 lalu oleh warga desa yang berjarak sekitar 186 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur ini.
Namun di Desa Gunung Makmur, dalam kegiatan jimpitan ini yang dikumpulkan warga berupa sumbangan dalam bentuk uang. Kesepakatan warga, nilai sumbangan minimal Rp2000 dan diperbolehkan memberi dengan nilai lebih besar sesuai keikhlasan.
Setiap malam, warga pemilik rumah menyiapkan uang minimal Rp2000. Ada yang meletakkan uang itu dalam toples yang ditempatkan di depan atau halaman rumah mereka, ada pula yang menyelipkan di tiang pelataran atau pagar yang mudah dilihat petugas jaga malam.
Warga sudah mengatur jadwal kelompok jaga malam secara bergantian setiap malamnya. Mereka yang giliran ronda inilah yang nantinya bertugas mengumpulkan uang jimpitan dari rumah ke rumah untuk kemudian disetor ke kas desa.
Dalam kaitan keamanan lingkungan, jimpitan ini menjadi metode efektif yang mengharuskan petugas ronda mendatangi satu per satu rumah warga. Selain mengumpulkan uang jimpitan, petugas juga sekaligus berpatroli memantau situasi keamanan di setiap rumah sehingga diharapkan dapat memberi rasa aman bagi masyarakat desa.
Menurut Eko, jimpitan juga memberikan dampak positif yang nyata bagi warga desa berpenduduk 683 kepala keluarga dengan 1.200 jiwa yang tersebar di 13 RT. Masyarakat pun sepakat untuk terus menjalankan kegiatan yang diharapkan menjadi tradisi positif ini.
Baca juga: Bupati Kotim wacanakan Tumbang Kalang jadi Desa Toleransi Umat Beragama
"Uang yang terkumpul digunakan misalnya untuk membantu orang sakit, meninggal atau warga tidak mampu. Ada pula seperti di RT 8 itu di jadikan kebun sawit dua hektare dan kini pendapatannya sudah Rp4 juta sampai Rp5 juta per bulan. Juga digunakan untuk usaha penyewaan tenda," kata Eko.
Bendahara RT 12, Asep Wibowo mengatakan, warganya sangat mendukung kegiatan jimpitan. Apalagi manfaatnya juga sudah dirasakan oleh masyarakat karena uang yang terkumpul digunakan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Tokoh pemuda Desa Gunung Makmur ini menjelaskan, kegiatan jimpitan di RT mereka sudah berjalan sekitar 1,5 tahun. Dari penduduk yang berjumlah 60 kepala keluarga, setiap malam terkumpul minimal Rp130 ribu.
"Kemarin kami gunakan untuk membuat lampu PJU (penerangan jalan umum) sekitar Rp45 juta. Juga digunakan untuk membantu warga seperti ketika ada yang sakit atau meninggal dunia. Jimpitan ini sangat bermanfaat," ujar Asep.
Jimpitan merupakan salah satu kegiatan positif yang menunjukkan kekompakan warga Desa Gunung Makmur dalam berpartisipasi membangun desa mereka. Tidak heran jika berbagai prestasi telah ditorehkan desa ini.
Desa Gunung Makmur merupakan salah satu desa yang menjadi percontohan. Beberapa waktu lalu desa ini mendapat penghargaan sebagai juara II lomba desa kategori regional tingkat Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2023 sehingga mendapat hadiah Rp100 juta yang digunakan untuk pembangunan desa.
Pemerintah dan masyarakat desa ini sangat kompak. Bahkan Bupati Halikinnor memuji langkah desa ini yang menghibahkan lahan seluas satu hektare untuk rencana pembangunan Puskesmas Antang Kalang II.
Mengapresiasi itu, Halikinnor menjanjikan Puskesmas Antang Kalang II dibangun secara representatif sehingga bisa dijadikan puskesmas rawat inap. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika ke depannya puskesmas tersebut menjadi cikal bakal pembangunan rumah sakit pratama di Kecamatan Antang Kalang.
"Selain membangun puskesmas, kita juga akan tingkatkan jalan di desa ini supaya kegiatan ekonomi masyarakat semakin lancar. Bahkan tahun ini juga ada jalan di desa ini yang akan ditingkatkan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi PT Unggul Lestari bantu masyarakat Desa Sungai Hanya dapatkan listrik
Baca juga: PT Maju Aneka Sawit raih Zero Accident Award 2024
Baca juga: Dinkes Kotim komitmen sukseskan Pekan Imunisasi Nasional Polio