Akibat kerusuhan, penerbangan ke Mulia Puncak Jaya dihentikan sementara

id kerusuhan Mulia Puncak Jaya ,Jayapura,Kalteng, penerbangan ke Mulia Puncak Jaya dihentikan

Akibat kerusuhan, penerbangan ke Mulia Puncak Jaya dihentikan sementara

Kendaraan milik TNI-Polri di bakar massa saat kerusuhan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. (ANTARA/HO/Dokumentasi)

Jayapura (ANTARA) - Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara mengakui dampak kerusuhan yang terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Kamis, penerbangan sipil yang melayani ke wilayah itu dihentikan sementara pelayanannya.
 
"Memang benar akibat kerusuhan yang terjadi di Mulia, hari ini tidak ada penerbangan ke Mulia," kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara kepada ANTARA, Kamis.
 
AKBP Kuswara yang mengaku berada di Mulia mengatakan untuk penerbangan sipil yang melayani warga memang tidak ada dan belum dipastikan kapan penerbangan sipil kembali beroperasi.
 
"Kami berharap situasi keamanan di wilayah itu segera kembali kondusif, agar penerbangan kembali normal dan warga kembali beraktivitas," ucapnya.

Ia mengatakan saat ini Polres Puncak Jaya telah mendapat perbantuan dari Brimob Polda Papua dan Satgas Damai Cartenz. "Mudah-mudahan situasi keamanan segera kembali kondusif ," harap AKBP Kuswara.

Kerusuhan yang terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, itu disebabkan meninggalnya tiga warga karena ditembak aparat keamanan pada Selasa (16/7) malam. 
 
Kuswara mengatakan tiga warga yang meninggal akibat luka tembak yaitu SW (33), YW (41), dan DW (36). Akibat kerusuhan, lanjut dia, empat orang terluka dan seorang warga meninggal yaitu Abdulah Jaelani (30) yang terkena benda tajam.
 
Empat orang lainnya yang luka, termasuk Danyon 753/AVT Mayor Inf Novald Dermawan yang terkena lemparan batu di kepala, Arief (45 tahun) terkena panah di punggung, Safrudin (44 tahun) terkena lemparan batu bagian bibir atas sebelah kiri, dan Surati/Bude Nina (53 tahun) terluka akibat benda tajam.