Desa Karta Mulia dipilih jadi Desa Cinta Statistik untuk meningkatkan kualitas data pembangunan

id sukamara,desa karta mulia,Desa Karta Mulia dipilih jadi Desa Cinta Statistik untuk meningkatkan kualitas data pembangunan

Desa Karta Mulia dipilih jadi Desa Cinta Statistik untuk meningkatkan kualitas data pembangunan

Penjabat Bupati Sukamara, Rendy Lesmana,

Sukamara (ANTARA) -

Penjabat Bupati Sukamara, Rendy Lesmana, menekankan pentingnya peran desa sebagai subjek dan ujung tombak pembangunan Indonesia. Untuk itu, Desa Karta Mulia, yang terletak di Kecamatan Sukamara, Kabupaten Sukamara, terpilih sebagai Desa Cinta Statistik (Desa Cantik), dengan dilaksanakan sosialisasi dan pencanangan program tersebut sebagai langkah awal menuju pembangunan yang berbasis data.

“Seperti yang pernah disampaikan oleh Bapak Presiden, untuk mewujudkan Indonesia yang satu, kita harus bekerja sama membangun Indonesia secara adil dan merata, dimulai dari desa, dari pinggiran, hingga perbatasan,” ujar Rendy Lesmana pada acara pencanangan tersebut, Selasa (5/12).

Pencanangan program Desa Cantik ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas data pada tingkat desa/kelurahan, yang menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung pembangunan di tingkat lokal. Rendy berharap, kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi desa lain untuk mengikuti jejak Desa Karta Mulia dalam memahami pentingnya statistik bagi pembangunan mereka.

“Ke depannya, seluruh desa di Kabupaten Sukamara diharapkan dapat menjadi desa yang cinta dan sadar akan pentingnya statistik untuk pembangunan desanya,” lanjut Rendy.

Ia menjelaskan bahwa meskipun berbagai data dikumpulkan di desa oleh berbagai kementerian dan lembaga, data yang terkumpul seringkali tidak saling terhubung dan tidak meninggalkan jejak yang jelas. Hal ini menyebabkan ketidakefektifan dalam pemanfaatan data yang ada.

“Desa sering kali menjadi objek dalam pengelolaan dan pemanfaatan data. Banyak data yang dikumpulkan di desa, baik oleh kementerian pusat maupun pemerintah daerah, namun belum ada integrasi yang baik antar data tersebut,” ungkapnya.

Rendy menyebutkan berbagai jenis pendataan yang dilakukan di desa, seperti Sipades, Monografi Desa, Prodeskel, Siak Registrasi Penduduk, dan lainnya, yang dikelola oleh berbagai instansi, namun kualitas dan konektivitas data ini masih perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal ini bertujuan untuk menghindari inkonsistensi data yang dapat menyebabkan inefisiensi sumber daya.

“Pengelolaan dan pemanfaatan data di desa harus ditingkatkan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pembangunan desa,” pungkas Rendy. Program Desa Cantik ini diharapkan akan memperbaiki sistem pengelolaan data dan menjadikan desa sebagai kekuatan dalam pembangunan berbasis data yang lebih akurat dan terhubung.