Murung Raya (ANTARA) -
Rangkaian kegiatan diawali dengan penyambutan rombongan menggunakan tradisi *awang sakepeng, tarian selamat datang, dan prosesi potong hompong. Setelah itu, dilanjutkan misa pentahbisan, pemotongan pita di pintu masuk gereja, penandatanganan prasasti, dan ibadah bersama jemaat.
Dalam sambutannya, Hermon menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun gedung gereja sebagai simbol persekutuan umat. Ia menggambarkan proses pembangunan gereja seperti elemen konstruksi yang saling melengkapi, menciptakan bangunan yang kuat.
“Gedung Gereja Katolik St. Stefanus ini menjadi bukti saling peduli dan semangat kebersamaan umat. Dengan berdirinya gereja ini, saya berharap hal ini semakin memperkokoh tekad kebhinekaan kita. Walaupun terdiri dari berbagai etnis dan agama, kita mampu menjaga persatuan dan kesatuan,” ujar Hermon.
Ia juga mengapresiasi peran penting umat beragama, pemuka agama, pastor, tokoh gereja, dan masyarakat dalam mendukung keharmonisan dan persatuan. Hermon mengajak seluruh pihak untuk tetap bijaksana dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah masyarakat.
“Marilah kita menjaga ketenangan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Semoga gereja ini menjadi pusat spiritual yang tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga mempererat persaudaraan di antara kita,” pungkasnya.
Gereja Katolik St. Stefanus diharapkan dapat menjadi simbol harmonisasi kehidupan bermasyarakat, sekaligus memperkuat nilai-nilai kebersamaan dalam keberagaman di Murung Raya.