Pendamping Desa di Kotim keluhkan minimnya akses transportasi ke Pulau Hanaut

id DPRD Kalimantan Tengah, Abdul Hafid, DPRD Kalteng, Kalteng, Kalimantan Tengah

Pendamping Desa di Kotim keluhkan minimnya akses transportasi ke Pulau Hanaut

Anggota DPRD Kalimantan Tengah Abdul Hafid saat melakukan reses perseorangan untuk menyerap aspirasi pendamping desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, beberapa waktu lalu. ANTARA/Dokumentasi pribadi.

Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Kalimantan Tengah Abdul Hafid mengaku mendapat keluhan dari pendamping desa di Kabupaten Kotawaringin Timur terkait sulitnya akses transportasi di Kecamatan Pulau Hanaut.

"Keterangan dari para pedamping desa, di Kecamatan Pulau Hanaut tidak ada akses jalan darat, sehingga mereka keterbatasan dalam melakukan aktivitas pendampingan kepada warga," katanya di Palangka Raya, Selasa.

Dia mengungkapkan, pendamping desa juga mengeluhkan harga padi yang tidak stabil membuat petani di kecataman setempat kini banyak yang telah beralih untuk berkebun kelapa sawit dan pedagang.

Untuk itu, para pendamping desa mengusulkan agar pemerintah tidak hanya fokus pada program cetak sawah, tetapi juga peningkatan jumlah petani dan jaminan distribusi hasil panen.

"Kalau tidak ada petaninya, bagaimana sawah bisa dimanfaatkan dengan maksimal? Tentu aspirasi seperti ini akan kami perjuangkan untuk bisa diakomodasi nantinya," ucapnya.

Hafid juga mengungkapkan, berdasarkan keterangan pendamping desa di Kecamatan Pulau Hanaut, kondisi infrastruktur penunjang kegiatan pertanian yang buruk, menjadi kendala utama dalam sulitnya distribusi hasil pertanian warga.

Masyarakat setempat pun mengharapkan adanya peningkatan infrastruktur penunjang pertanian agar warga dapat dengan mudah mendistribusikan hasil panen ke Kabupaten Kotawaringin Timur dan daerah lainnya di Kalimantan Tengah.

"Infrastruktur ini memang instrumen yang sangat penting dalam sektor pertanian, meskipun hasil panennya sangat bagus kalau tidak didukung dengan infrastruktur yang bagus, akan menjadi permasalahan tersendiri," ujarnya.

Baca juga: Warga Desa Sei Sekonyer minta peningkatan infrastruktur jalan

Hafid juga mengungkapkan berbagai permasalahan yang ada di wilayah utara Kotawaringin Timur, yakni konflik sering terjadi antara masyarakat desa dan perusahaan besar swasta dan kesulitan dalam mediasi konflik.

Hal tersebut dikarenakan keterbatasan wewenang pendamping desa karena solusi ada di manajemen perusahaan di pusat, sehingga diperlukannya solusi agar masyarakat dan investor bisa berjalan berdampingan.

Selain itu, terdapat juga usulan bantuan operasional dengan penyesuaian kondisi geografis, seperti desa wilayah terpencil tentunya memerlukan biaya yang lebih tinggi.

"Saya akan menuangkan pokok-pokok pikiran ke dalam laporan hasil reses yang akan disampaikan pada rapat paripurna dan diteruskan ke pemerintah melalui DPMD Kalimantan Tengah, semoga ini bisa menjadi perhatian demi memajukan desa di Kotim," demikian Hafid.

Baca juga: DPRD Kalteng siap sampaikan aspirasi massa ke pemerintah pusat

Baca juga: DPRD Kalteng minta perusahaan bantu tanggulangi banjir

Baca juga: DPRD Palangka Raya usul ujian di sekolah menggunakan kertas

Baca juga: Legislator Kalteng minta pemerintah daerah kendalikan harga bahan pokok