Sampit (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah kembali membuka penjualan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Memang beras SPHP sempat distop penjualannya pada 7 Februari 2025, tapi sekitar awal Maret kemarin kami menerima surat lagi dari Bapanas bahwa Bulog diperbolehkan kembali menjual beras SPHP dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” kata Kepala Perum Bulog KC Kotim Muhammad Azwar Fuad di Sampit, Rabu.
Fuad menjelaskan, beras SPHP merupakan program dari Bapanas, sedangkan Bulog hanya bertugas memasarkan. Awal Februari lalu, Bulog mendapat perintah dari Bapanas untuk menghentikan penjualan beras SPHP agar Bulog bisa fokus untuk menyerap gabah beras.
Hal itu pula yang menyebabkan sekitar sebulan terakhir beras SPHP menghilang di pasaran. Namun, baru-baru ini pihaknya kembali menerima instruksi dari Bapanas yang memperbolehkan penjualan beras SPHP, walau instruksi itu hanya selama momentum Ramadhan.
Tujuannya tidak lain untuk menjaga stabilitas harga pangan, khususnya beras, terlebih biasanya selama Ramadhan daya konsumsi masyarakat justru meningkat.
“Surat dari Bapanas itu memperbolehkan penjualan beras SPHP selama Ramadhan, tepatnya sampai 29 Maret 2025. Adapun untuk setelahnya, apakah masih diperbolehkan atau kembali dihentikan, kami akan menunggu arahan lebih lanjut,” imbuhnya.
Fuad menilai, langkah Bapanas dengan membuka kembali penjualan beras SPHP sudah tepat. Pasalnya, hasil rapat pengendalian inflasi beberapa waktu lalu Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim menyampaikan bahwa terjadi kenaikan harga beras selama Februari 2025.
Baca juga: WNA asal Palestina di Kotim terancam dideportasi
Disamping itu, animo atau minat masyarakat terhadap beras SPHP cukup tinggi, sehingga menurutnya keberadaan program ini efektif untuk menjaga stabilitas harga beras.
“Jadi memang menurut saya, sangat tepat kalau Bapanas membuka kembali penjualan SPHP, apalagi di Ramadhan ini walaupun puasa, tapi biasanya konsumsi masyarakat justru lebih banyak. Belum lagi, nanti ada momen zakat fitrah dan sebagainya banyak orang perlu beras,” tuturnya.
Dengan adanya instruksi terbaru dari Bapanas, maka Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai mitra Bulog bisa kembali meminta pasokan atau membeli beras SPHP pada Bulog. Masyarakat juga diperbolehkan membeli beras SPHP itu langsung ke kantor Bulog Sampit.
Harga beras SPHP masih sama seperti sebelumnya, bagi RPK yang mengambil ke gudang Bulog dikenakan harga Rp11.300 per kilogram dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk dijual kepada masyarakat Rp13.100 per kilogram.
Sementara, bagi masyarakat yang membeli langsung ke Bulog dikenakan harga Rp63.000 per lima kilogram, karena semua beras yang dijual di kantor Bulog sudah dikemas dengan kemasan lima kilogram.
“Informasi yang kami terima, rata-rata beras di luaran sana yang bukan beras SPHP harganya sudah di atas Rp13 ribu, jadi ketika ada beras SPHP masyarakat memiliki pilihan beras dengan harga terjangkau, yang diharap mampu meringankan beban masyarakat khususnya menyambut Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya.
Ia menambahkan, stok beras yang dikuasai Bulog Sampit saat ini sekitar 3.000 ton beras. Jumlah tersebut diperkirakan mampu bertahan lima hingga enam bulan ke depan, sebab rata-rata pengeluaran beras dari Bulog Sampit berada di angka 600 ton per bulan.
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan beras selama Ramadhan, akan tetapi ia mengimbau agar pembelian tetap sesuai kebutuhan dan tidak melakukan penimbunan.
Baca juga: Pemkab Kotim-BIN perkuat sinergi menjaga keamanan
Baca juga: Masih ditemukan produk kedaluwarsa beredar di Kotim
Baca juga: Penyerapan gabah perdana di Kotim capai 14,3 ton