Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menyambut baik kunjungan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Marsma TNI Muhammad Nur ke Sampit dan memaknainya sebagai komitmen kuat bersama dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasional, termasuk di daerah.
"Kebetulan Kepala BIN Kalteng ini baru bertugas di Kalteng, sehingga kunjungan beliau ke Kotim dalam rangka untuk berkoordinasi dengan pimpinan daerah sekaligus mengantarkan anggota beliau yang ditugaskan di wilayah Kotim," kata Wakil Bupati Irawati di Sampit, Rabu.
Kunjungan tersebut dilaksanakan pada Selasa (11/3) di kantor bupati. Irawati bersama Penjabat Sekretaris Daerah Sanggul Lumban Gaol menerima dengan hangat kunjungan tersebut, mewakili Bupati Halikinnor yang sedang tugas luar daerah.
Kunjungan silaturahim ini mengalir dalam suasana keakraban. Kedua belah pihak sama-sama menyampaikan komitmen untuk meningkatkan sinergi karena mempunyai tujuan yang sama, khususnya dalam menjaga keamanan wilayah.
Beberapa hal penting juga dibahas dalam kunjungan itu, seperti pertukaran informasi terkait keamanan dan stabilitas di wilayah Kotim, yaitu mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan keamanan, baik keamanan nasional, keamanan provinsi dan keamanan di Kotim.
Selain itu dibahas upaya pencegahan dan penanggulangan gangguan keamanan, koordinasi antarinstansi dalam menjaga stabilitas daerah, dan informasi intelijen yang dibutuhkan pemerintah.
Baca juga: Masih ditemukan produk kedaluwarsa beredar di Kotim
"Untuk pembahasan sendiri di Kotim yaitu membahas potensi ancaman keamanan di wilayah Kotim, mengingat Kotim pernah terjadi konflik dulunya dan jangan sampai terulang kembali," ujar Irawati.
Saling bertukar informasi ini sangat penting bagi kedua pihak. Terlebih bagi BIN dalam upaya deteksi dini potensi masalah sehingga bisa dilakukan antisipasi dan penanganan dengan cepat agar tidak sampai muncul konflik.
Sejauh ini Kotawaringin Timur dinilai masih aman dan kondusif. Meski begitu, ada beberapa isu yang perlu menjadi perhatian bersama yakni potensi masalah di bidang perkebunan, terlebih setelah adanya tindakan tegas pemerintah pusat berupa penyitaan kebun sawit masuk kawasan hutan secara ilegal.
Masalah lain yang tidak kalah penting adalah masih maraknya peredaran narkoba. Hal ini tidak terlepas dari terbukanya wilayah Kotawaringin Timur yang bisa dengan mudah diakses melalui darat, sungai, laut dan udara sehingga perlu pengawasan ketat untuk mencegah masuknya barang haram tersebut.
Irawati berharap keberadaan BIN di daerah juga memerhatikan masalah tersebut. Harapannya, ini menjadi kontribusi lembaga pemerintah non kementerian tersebut dalam membantu pemberantasan narkoba.
"Kami berharap perkembangan situasi terkini bisa disampaikan kepada pemerintah daerah. Kita bersama-sama mendukung visi dan misi yang sesuai arahan dari pusat maupun provinsi dan daerah," demikian Irawati.
Baca juga: Penyerapan gabah perdana di Kotim capai 14,3 ton
Baca juga: SDN 3 MB Hulu gelar Ramadhan Camp optimalkan kegiatan keagamaan
Baca juga: Ketua DPRD Kotim dukung penertiban lahan perkebunan