BPBD Kotim latih kesiapsiagaan pelajar SMPN 8 Sampit hadapi karhutla

id Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD Kotim, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotim, Kalimantan Tengah, Kalteng

BPBD Kotim latih kesiapsiagaan pelajar SMPN 8 Sampit hadapi karhutla

Pelajar SMPN 8 Sampit mengikuti kegiatan simulasi bencana karhutla yang digelar BPBD Kotim, Kamis (24/4/2025). ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar simulasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melibatkan pelajar SMPN 8 Sampit sebagai upaya membangun kesiapsiagaan sejak dini.

Dilaksanakannya kegiatan ini sebagai upaya preventif untuk pengurangan resiko bencana,” kata Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Kotim Wim RK Benung di Sampit, Kamis.

"Jadi, melalui kegiatan ini kedepannya diharapkan dapat peningkatan kewaspadaan masyarakat, khususnya para pelajar," ucapnya.

Dikatakan, kegiatan yang dilaksanakan di halaman SMPN 8 Sampit itu turut dihadiri oleh unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kotim, TNI, Polri, BMKG, relawan kebencanaan, PMI, serta Direktur Institut for Global Environmental Strategies asal Jepang Shiho Hayashi.

Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran non akademik yang diberikan kepada para pelajar untuk membentuk ketangguhan dalam menghadapi bencana, hingga akhirnya menjadi budaya yang tersistem dalam struktur kehidupan masyarakat.

"Diharapkan akan merubah paradigma yang terjadi saat ini, bahwa urusan kebencanaan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau orang dewasa saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama termasuk kalangan pelajar," kata Wim RK

Kegiatan simulasi bencana karhutla ini juga bentuk partisipasi Pemkab Kotim melalui BPBD setempat dalam misi pencatatan Museum Rekor Indonesia (MURI) oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyambut Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025.

Acara ini juga dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dengan diikuti lebih dari 10.000 peserta. Pemkab Kotim optimis bahwa pencatatan MURI akan tercapai.

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya partisipan dari semua unsur kalangan, serta adanya kepedulian bahwa penanggulangan bencana adalah menjadi tanggung jawab bersama, mengingat bahwa bencana dapat terjadi kapan saja.

"Saya merasa bangga dan mengucapkan terimakasih kepada semua unsur yang terlibat dalam kegiatan simulasi bencana ini. Teruslah berjuang, membangun kerjasama dan berkoordinasi dengan semua pihak demi tugas kemanusiaan yang sangat mulia ini," pungkasnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam menyampaikan kesiapsiagaan perlu dibangun sejak dini, mulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Kesiapan masyarakat menghadapi ancaman menentukan besar kecilnya risiko dan dampak bencana yang akan diterima.

"Khususnya, pada peringatan kesiapsiagaan kali ini kita menyasar satuan pendidikan. Untuk menumbuhkankembangkan peran serta lembaga pendidikan dalam kegiatan pengendalian karhutla maka diadakan kegiatan hari ini," ujarnya.

Baca juga: Layanan data BPS Kotim semakin diminati

Simulasi bencana karhutla ini diawali dengan deskripsi tentang alur kegiatan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika terjadi suatu bencana karhutla di lingkungan sekolah.

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan evakuasi terhadap guru maupun murid ke lokasi yang lebih aman, lalu membagi tim untuk memberikan pertolongan jika ada korban dan sebagian melakukan pemadaman atau upaya mencegah api membesar sembari menunggu petugas pemadam tiba.

SMPN 8 Sampit dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan kegiatan, karena pada 2019 silam ketika kejadian karhutla di Kotim cukup tinggi, sekolah itu menjadi salah satu bangunan yang terancam, karena lokasinya masih dikelilingi semak belukar yang mudah terbakar.

"2019 lalu sekolah ini terancam, beberapa bangunannya yang berada di sisi selatan hampir terbakar karena adanya karhutla, itu salah satu alasan kami memilih sekolah ini. Disamping itu, tematik kegiatan kesiapsiagaan tahun ini memang melibatkan satuan pendidikan," jelasnya.

Multazam melanjutkan, sesuai tema peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun ini yang menekankan pada kesiapsiagaan sejak dini, maka seluruh satuan pendidikan diminta untuk berkontribusi melakukan pelatihan mandiri dengan berbagai jenis bencana.

Baca juga: Banyak manfaat, Program Inklusi Sosial di Kotim diminta diperluas

Khususnya di wilayah Kotim, bencana karhutla menjadi ancaman yang paling besar terutama ketika musim kemarau, sehingga simulasinya pun disesuaikan dengan jenis bencana yang sering terjadi.

Dalam hal ini, satuan pendidikan dinilai memiliki dampak yang besar dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi murid maupun guru serta jumlahnya cukup banyak dan posisinya masif, tidak seperti masyarakat yang terpecah-pecah.

Kegiatan ini juga bentuk investasi jangka panjang. Dengan melibatkan kalangan pelajar dalam upaya tanggap bencana diharapkan kedepannya mereka bisa menjadi pemimpin atau leader dalam hal kebencanaan, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

"Harapannya ini membentuk pola pikir baru bagi mereka, bahwa bencana itu bukan hanya urusan orang dewasa. Kita semua diminta untuk meningkatkan kepedulian dan kesiapsiagaan terhadap bencana, karena dalam kondisi siap siaga maka adanya korban jiwa maupun kerugian itu bisa minimalkan," demikian Multazam.

Baca juga: Pemkab Kotim pelajari keberhasilan peningkatan pelayanan publik di Pontianak

Baca juga: Fraksi Golkar: Kembalikan kejayaan Kotim dalam berbagai aspek

Baca juga: Gubernur Kalteng ajak kawula muda tidak malu jadi petani