Film "The Voice of Hind Rajab" kisahkan suara pilu anak Gaza di tengah perang

id Film The Voice of Hind Rajab, kisahkan, suara pilu,anak Gaza,di tengah perang, kalteng

Film "The Voice of Hind Rajab" kisahkan suara pilu anak Gaza di tengah perang

Arsip - Anak-anak yang terluka dirawat di rumah sakit setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, 15 Januari 2025. (ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama.)

Jakarta (ANTARA) - Bagaimana rasanya, saat mengangkat panggilan telepon hanya mendengar suara lirih anak kecil, memohon penuh harap diselamatkan di tengah dentuman peluru? Sensasi menyesakkan hati itu bisa dirasakan, saat menonton film “The Voice of Hind Rajab”.

Film “The Voice of Hind Rajab” garapan sutradara Kaouther Ben Hania menyajikan sebuah karya sinema yang emosional, diangkat dari kisah nyata yang mengguncang dunia pada 2024, menyoroti tragedi memilukan Hind Rajab, seorang anak perempuan Palestina berusia 6 tahun yang menjadi korban kebrutalan serangan Israel di Gaza.

Dengan keberanian dan empati mendalam, film “The Voice of Hind Rajab” menempatkan penggunaan rekaman audio asli percakapan antara Hind dan para petugas penyelamat sebagai inti narasi film ini.

“Suara-suara di telepon itu nyata,” tulis keterangan yang muncul di layar pada awal film “The Voice of Hind Rajab”. Awalnya, penonton disuguhi dengan kondisi dari kantor Bulan Sabit Merah Palestina (palang merah) yang berada di ruangan pusat panggilan melayani pertolongan darurat di seluruh Palestina, termasuk Gaza, untuk mengirim ambulans.

Omar (Motaz Malhees) sebagai petugas menerima panggilan darurat menerima sebuah panggilan dari seorang pria di Jerman menghubungi untuk melaporkan mobil keluarganya di Gaza terjebak di tengah serangan militer Israel, ketika mereka berusaha keluar dari lingkungan mereka untuk mengungsi.

Panggilan itu kemudian memberitahu Omar bahwa masih ada seseorang yang hidup dan bersembunyi di mobil, yakni keponakannya, anak perempuan berusia enam tahun.

Hingga panggilan itu berhasil dialihkan dan diangkat oleh anak perempuan bernama Hind Rajab, yang mengatakan dirinya tengah bersembunyi di dalam mobilnya dari serangan tembakan dan dikelilingi jenazah paman, bibi, dan beberapa sepupunya.

Suara Hind yang bergetar, dipenuhi ketakutan, dan terus memohon bantuan dengan harapan bisa kembali dengan ibunya menjadi inti emosional film. Melalui panggilan itu, Hind terus meminta, berulang kali, agar seseorang datang dan menjemputnya di tengah desing peluru yang terus menghantui.

“Aku takut, jemput aku, tank-nya mendekat,” kata Hind.

12Semua


Pewarta :
Editor : Admin Portal
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.