Beijing (ANTARA) - Produksi kepompong ulat sutra China mencakup sekitar 75 persen dari total global, sementara ekspor sutra mentah China mewakili 60 persen lebih dari total dunia, ungkap He Yongqian, juru bicara (jubir) Kementerian Perdagangan China, pada Kamis (27/11), lapor Xinhua.
Dia menyampaikan bahwa pihak kementerian, bersama dengan departemen terkait, telah mengeluarkan pemberitahuan mengenai pelaksanaan inisiatif untuk mendorong pemindahan bertahap industri sutra ke daerah tengah dan barat China, mengoptimalkan tata ruang regional, meningkatkan kualitas pengembangan secara keseluruhan, serta mengembangkan berbagai keunggulan kompetitif internasional yang baru.
Pada periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), industri ini telah mencapai hasil yang signifikan, dengan produksi rata-rata tahunan kepompong ulat sutra mencapai sekitar 744.000 ton, naik 11 persen dari akhir periode Rencana Lima Tahun ke-13 (2016-2020), ujar He.
Inovasi teknologi telah mendorong perkembangan di sektor ini, dengan jumlah paten baru meningkat sebesar 45,2 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, imbuhnya.
Ekspor sutra China mencapai 1,44 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.673) pada 2024, naik 30 persen lebih dari akhir periode Rencana Lima Tahun ke-13, yang menjangkau sekitar 120 negara dan kawasan, tutur He.
Penerjemah: Xinhua
