Mantan WNA kini lebih ketat ajukan paspor Indonesia

id Mantan WNA,Paspor Indonesia,Kalteng,Kemenimipas, Eko Budianto

Mantan WNA kini lebih ketat ajukan paspor Indonesia

Warga menunjukkan paspor di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (21/11/2025). Kantor Imigrasi Kelas II TPI Belawan mencatat dari Januari sampai Oktober 2025 capaian pembutan paspor sebanyak 23.626 buah atau 98,44 persen dari target 24.000 paspor tahun 2025. ANTARA FOTO/Yudi Manar/nym.

Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) memperketat syarat permohonan paspor Republik Indonesia bagi mantan warga negara asing (WNA) yang telah berstatus warga negara Indonesia (WNI) melalui Surat Edaran Direktur Visa dan Dokumen Perjalanan Nomor IMI.2-1054.GR.01.01 Tahun 2025.

Surat edaran tersebut menegaskan bahwa perubahan status kewarganegaraan dari WNA menjadi WNI membawa konsekuensi hukum terhadap hak dan kewajiban keimigrasian. Oleh karena itu, perlu kejelasan soal dokumen keimigrasian yang sebelumnya dimiliki saat masih berstatus WNA.

“Melalui kebijakan ini, kami ingin memastikan bahwa setiap eks WNA yang mengajukan paspor Republik Indonesia telah sepenuhnya menyelesaikan seluruh kewajiban administratif dan hukum terkait pelepasan kewarganegaraan asingnya,” kata Direktur Visa dan Dokumen Perjalanan Kemenimipas Eko Budianto dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat.

Persyaratan khusus yang wajib dilampirkan oleh pemohon paspor eks WNA, yakni bukti pengembalian seluruh dokumen keimigrasian yang diterbitkan saat masih berstatus WNA, surat keterangan pelepasan kewarganegaraan asing dari perwakilan diplomatik negara asal, serta bukti pengembalian paspor asing kepada otoritas negara bersangkutan.

Pejabat Imigrasi diwajibkan melakukan verifikasi atas keaslian dokumen tersebut dan berwenang menunda pelayanan apabila ditemukan ketidaksesuaian atau keraguan atas kelengkapannya.

Eko menjelaskan penambahan persyaratan bertujuan memastikan penerbitan paspor berjalan tertib, transparan, dan selaras dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sekaligus menjaga integritas fungsi keimigrasian sebagai penjaga kedaulatan negara.

Kebijakan ini, imbuh dia, diterbitkan guna memperkuat verifikasi administrasi dan menjamin kepastian hukum dalam penerbitan paspor bagi eks WNA, sekaligus mencegah potensi penyalahgunaan dokumen perjalanan Republik Indonesia.

Ruang lingkup pemberlakuan surat edaran yang ditetapkan pada 17 November 2025 itu mencakup seluruh kantor Imigrasi di Indonesia, termasuk unit pelaksana teknis terkait yang memiliki wewenang dalam penerbitan dokumen perjalanan.

Selain itu, pedoman tersebut juga menjadi rujukan dalam pelaksanaan fungsi keimigrasian, termasuk pelayanan, penegakan hukum, dan pengawasan terhadap lalu lintas orang lintas negara.

“Tertib administrasi bukan hanya soal prosedur, melainkan juga soal perlindungan kepentingan nasional. Dengan kebijakan ini, kami ingin memastikan bahwa paspor Indonesia hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar telah memenuhi seluruh syarat hukum sebagai WNI,” kata Eko.

Direktorat Jenderal Imigrasi juga menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan publik yang profesional, akuntabel, dan berlandaskan asas kepastian hukum, keadilan, serta kemanfaatan bagi masyarakat luas.


Pewarta :
Uploader : Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.