Waduh! Sekitar 51 Hektare Lahan Telah Terbakar di Kotawaringin Timur

id Kotawaringin Timur, Kotim, Lahan Terbakar, Sekitar 51 Hektare Lahan Telah Terbakar di Kotawaringin Timur

Waduh! Sekitar 51 Hektare Lahan Telah Terbakar di Kotawaringin Timur

Kesulitan Air - Tim gabungan menggunakan embung air buatan untuk mengatasi jauhnya sumber air untuk memadamkan kebakaran gambut di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kamis (3/8/2017). (Foto BPBD Kotim)

Sampit (Antara Kalteng) - Kebakaran lahan yang terjadi sepekan terakhir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diperkirakan sudah membakar sekitar 51 hektare lahan gambut yang tersebar di tiga lokasi.

"Sampai sekarang diperkirakan luas lahan yang terbakar di Desa Basirih Hilir 30 hektare dan Desa Handil Sohor 20 hektare. Jadi totalnya 50 hektare di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Sedangkan lahan yang terbakar di Desa Tanah Putih Kecamatan Telawang diperkirakan 1,5 hektare, kejadiannya tanggal 2 Agustus," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Sutoyo di Sampit, Kamis.

Kebakaran di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan terjadi sejak enam hari lalu. Hingga Kamis sore, tim gabungan masih berupaya memadamkan api yang terus membakar lahan gambut.

Personel gabungan yang diturunkan hari ini berjumlah 48 orang. Mereka dibagi menjadi dua kelompok untuk memadamkan kebakaran lahan di Desa Handil Sohor dan Basirih Hilir. Tim menggunakan alat pemadam jinjing, pompa apung dan menggunakan embung air dengan dua mesin paralel.

Lokasi yang sulit dijangkau dan jauhnya sumber air, menjadi kendala yang dihadapi tim gabungan untuk memadamkan kebakaran. Meski begitu, tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri, Manggala Agni, Balakarcana dan instansi lainnya, terus bahu membahu memadamkan api.

"Untuk menjangkau lokasi kebakaran, dari jalan besar itu harus naik mobil sekitar empat kilometer, kemudian naik sepeda motor tiga kilometer, lalu berjalan kali sekitar lima kilometer," kata Sutoyo.

Kebakaran lahan gambut cukup sulit dipadamkan. Penyemprotan air harus dilakukan berulang-ulang agar api benar-benar padam karena biasanya api membakar hingga beberapa meter ke dalam tanah. Jika air tidak sampai membasahi hingga ke dalam tanah, api akan terus membakar meski di permukaan hanya terlihat asapnya.

Masyarakat diimbau lebih peduli membantu pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan. Jangan sampai bencana kabut asap parah seperti tahun 2015 lalu kembali terjadi.