Caracas (ANTARA
News) - Ribuan peziarah pada Sabtu menunggu dan menangis setelah
melakukan ziarah ke makam Presiden Hugo Chavez, yang menjadi tokoh
pemimpin kiri Amerika Latin selama lebih dari satu dasawarsa.
Lebih dari 10 hari setelah kematiannya, jenazah Chavez dimakamkan di
sebuah sarkofagus marmer di sebuah barak militer di Gunung Caracas.
"Ini adalah saatnya untuk berduka. Hati saya sedih ketika saya
melihat dia di ruangan itu. Tapi kemudian saya ingat dia dengan
kebahagiaan atas semua yang telah ia berikan kepada saya," kata Lino
Mejia (72) kepada AFP.
Ia datang dari negara bagian Lara di barat
untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Chavez, yang memberikan
perhatian besar pada perumahan dan perawatan kesehatan lewat program
sosialis yang didanai dengan hasil minyak.
Di tengah-tengah sebuah aula megah dengan tiang yang menjulang
tinggi, bata kuning dan lantai berubin, Mejia dan massa pendukung Chavez
lainnya tidak punya pilihan selain melihat sekilas monumen yang diapit
oleh tentara itu dari jauh.
Pengunjung diminta untuk tidak mendekati sarkofagus atau mengambil gambar sejak di pintu masuk ke daerah itu.
Chavez dimakamkan di museum militer Jumat lalu, setelah perjalanan
terakhirnya yang emosional melalui jalan-jalan Caracas disaksikan oleh
ratusan ribu orang.
Setelah lebih dari sepekan berbaring, tubuh Chavez diarak di
sepanjang jalan ibukota Venezuela dalam sebuah mobil jenazah supaya
rakyat bisa mengucapkan selamat tinggal kepada tokoh yang selama 14
tahun memerintah negara Amerika Selatan anggota OPEC dengan cadangan
minyak terbesar dunia itu.
Kerabat, teman dan keluarga bergabung dengan pejabat pemerintah dan
tentara di sekitar peti mati saat peti itu tiba di tempat peristirahatan
terakhir Chavez, bekas barak tentara di puncak bukit tempat dia
merencanakan kudeta yang gagal pada 1992 yang diubah menjadi museum.
Prasasti di makam Chavez berbunyi, "Hugo Chavez, Pemimpin Tertinggi
Revolusi Bolivarian". Bolivar adalah pahlawan kemerdekaan lokal yang
gagasannya menurut Chavez telah menginspirasi dia.
Ruangan itu penuh dengan gambar Chavez, beberapa slogannya sudah terukir pada marmer dengan potret besar Simon Bolivar.
Banyak
foto Chavez di makam itu, termasuk foto dia bersama mentor politik dan
sekutu kuncinya, Fidel Castro, dan fotonya dengan ikon sepak bola Diego
Armando Maradona, dan supermodel Inggris, Naomi Campbell.
Pengawal di luar barak melepaskan satu tembakan setiap sore jam
16.25 waktu setempat, waktu kematian Chavez. Barak dengan makam Chavez
itu kini disebut sebagai "Museum Revolusi."
Pada Jumat malam, para pejabat menyatakan mengesampingkan rencana
pembalseman jenazah Chavez, yang kematiannya diumumkan pemerintah pada 5
Maret 2013 dan rencana untuk memamerkan jenazahnya kepada publik secara
permanen seperti jenazah Vladimir Lenin.
Jenazah pemimpin
revolusi Bolshevik 1917 di Rusia itu dibalsam dan sampai hari ini masih
bertahan di peti kaca di sebuah mausoleum di Lapangan Merah Moskow.
(AFP)
Penerjemah : Gusti Nur Cahya Aryani
Berita Terkait
Pemerintah Indonesia perlu kirim nota protes soal lagu dijiplak Malaysia
Kamis, 14 September 2023 17:39 Wib
PDIP terbuka untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya
Kamis, 23 Maret 2023 19:39 Wib
Hugo Lloris umumkan dirinya pensiun dari Timnas Prancis
Selasa, 10 Januari 2023 23:23 Wib
Remaja asal Indonesia sabet penghargaan The Diana Award
Minggu, 4 September 2022 19:18 Wib
Hugo Lloris: Kedatangan Conte bawa harapan tinggi bagi Tottenham
Sabtu, 6 November 2021 1:32 Wib
Hugo Barra hengkang dari Facebook
Selasa, 18 Mei 2021 16:14 Wib
Selebritas dan politisi China berlomba boikot brand fesyen barat
Minggu, 9 Mei 2021 14:43 Wib
Arema FC rekrut dua pemain muda asal Brasil
Kamis, 20 Agustus 2020 15:01 Wib