Jakarta (ANTARA
News) - Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) minta semua pihak terkait
menghentikan praktik "pemerasan" tenaga kerja Indonesia ke Taiwan
melalui pengenaan bunga tinggi Bank China Trust dan sejumlah bank
lainnya yang "mencekik leher".
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Apjati Marlinda Poernomo di
Jakarta, Senin, mengaku sudah lama menerima pengaduan atas praktik
pengenaan bunga bank yang merugikan TKI.
"Kami juga sudah mengeluhkan praktik bunga tinggi tersebut tetapi tidak mendapat tanggapan yang memadai," kata Marlinda.
Berdasarkan data yang dimilikinya, praktik bunga bank tinggi yang
dilakukan Bank China Trust dan sejumlah bank lainnya sudah dilakukan
sejak 10 tahun lalu.
"Kami ingin hal ini segera dihentikan karena sangat merugikan TKI," katanya.
TKI yang bekerja meninggalkan rumah, keluarga dan kampung halaman
itu berkurang pendapatannya karena harus membayar bunga bank yang
mencekik leher.
Dia meminta agar bank nasional, terutama bank BUMN mengambil alih
bantuan peminjaman kepada TKI dengan bunga yang lebih rasional dan
wajar.
Diingatkannya, penyaluran TKI bukanlah bisnis penempatan TKI semata,
tetapi memiliki fungsi sosial, yakni mengangkat derajat anak bangsa
agar lepas dari kemiskinan dan menghidupkan kantong-kantong penduduk
agar lebih sejahtera.
Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah
Sari sebelumnya menyatakan Menakertrans Muhaimin Iskandar geram oleh
tingginya bunga pinjaman bagi TKI yang bekerja di Taiwan difasilitasi
China Trust Bank dan sejumlah bank lainnya dan meminta Kepala BNP2TKI
untuk mengevaluasi ulang kebijakan tersebut.
"Menakertrans merasa geram dan meminta kepada Kepala BNP2TKI Jumhur
Hidayat sebagai pelaksana operasional agar turun tangan mengevaluasi
tingginya bunga dan biaya administrasi tersebut," kata Dita mengutip
Muhaimin dalam siaran persnya yang diterima Jakarta, Jumat (5/4).
Apjati: hentikan "pemerasan" TKI via China Trust
Kami juga sudah mengeluhkan praktik bunga tinggi tersebut tetapi tidak mendapat tanggapan yang memadai,"