Wangiwangi, Sultra
(ANTARA News) - Alat tangkap ikan yang digunakan oleh para nelayan Bajo
rata-rata tidak ramah lingkungan dan cara yang mereka lakukan cenderung
melanggar aturan.
Hal tersebut diungkapkan Guru Besar
Antropologi Universitas Haluoleo Kendari, saat menjadi pembicara pada
Seminar Internasional Suku Bajo di Wangiwangi, ibukota Kabupaten
Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang berakhir Jumat malam.
"Hasil penelitian yang kami lakukan di beberapa perkampungan Bajo
di di Indonesia, 90 persen nelayan Bajo menangkap ikan menggunakan bahan
peledak atau bom," kata Prof Dr Nasaruddin Suyuti, Msi pada seminar
tersebut.
Jika kebiasaan menangkap ikan menggunakan alat tangkap yang tidak
ramah lingkungan tersebut atau melanggar aturan itu tidak segera
dihentikan kata dia, masa depan masyarakat Bajo yang sepenuhnya
menggantungkan hidup dari sumber daya kelautan akan terancam kesulitan
hidup.
Dampaknya yang lebih jauh lanjutnya, masyarakat Bajo akan tetap
hidup di bawah garis kemiskinan akibat sumber daya kelautan yang
tersedia di wilayah perairan laut, mengalami penurunan populasi dan
terancam punah.
Berita Terkait
Polisi tangkap pria penikam mantan istri di Semarang
Kamis, 25 April 2024 20:02 Wib
Densus 88 kembali tangkap tersangka kelompok Jamaah Islamiyah
Jumat, 19 April 2024 18:46 Wib
Densus 88 tangkap tujuh teroris Jamaah Islamiyah di Sulteng
Kamis, 18 April 2024 14:38 Wib
Selundupkan 19 kg sabu dari Malaysia, polisi tangkap 5 tersangka
Rabu, 17 April 2024 12:52 Wib
Tim Saber Pungli tangkap seorang pemuda di kawasan wisata
Rabu, 17 April 2024 11:46 Wib
Polisi tangkap pengemudi arogan berpelat dinas TNI palsu
Rabu, 17 April 2024 11:37 Wib
Polisi tangkap pelaku pencurian terhadap wisatawan asal Prancis
Sabtu, 13 April 2024 21:55 Wib
Petugas tangkap delapan anggota OPM di Dekai
Kamis, 11 April 2024 22:47 Wib