LPDP Kelola Dana Beasiswa Magister, Doktoral Dengan Universitas Di Inggris

id UANG

 LPDP Kelola Dana Beasiswa Magister, Doktoral Dengan Universitas Di Inggris

Ilustrasi, Transaksi penukaran uang pecahan menjelang Hari Raya Idul Fitri meningkat. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng) Istimewa

London (ANTARA News) - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di Inggris seperti Oxford University, University College London, Imperial College London, Universitas Birmingham dalam upaya meningkatkan pelayanan pengelolaan beasiswa magister dan doktoral di universitas-universitas Luar Negeri khususnya di Inggris.

Hal itu terungkap dalam kunjungan Tim LPDP ke berbagai univeritas seperti ke University College London dan Imperial College London yang dipimpin Direktur LPDP, Mokhamad Mahdum, didampingi Atase Pendidikan KBRI London, Prof. Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman.

Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP Agung Sudaryono kepada Antara London, Selasa mengatakan di University College London, Tim LPDP disambut Director of International Affairs Nigel Percival, sedangkan di Imperial College London tim bertemu dengan Prof. Susan Gibson.

Sementara kunjungan LPDP ke Oxford University yang dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Kiagus Ahmad Badaruddin dan didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kementerian Keuangan, Sumiyati, keduanya adalah Anggota Dewan Pengawas LPDP.

Dari jajaran manajemen LPDP hadir Direktur Perencanaan dan Pengembangan, Mokhamad Mahdum, Kepala Divisi Pengembangan Dana, Agung Sudaryono, dan Evaluator Program Beasiswa, Fendhi Birowo. LPDP didampingi Atase Pendidikan KBRI London, Prof. Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman.

Kunjungan LPDP ke Oxford diterima Prof. Rawlins, Pro-Vice Chancellor in Devepment and External Affairs Oxford University dan Dr. Ednas, Internasional Partnership Oxford University.

Dalam pertemuan Kiagus menyampaikan keinginan LPDP untuk meningkatkan kerjasama dengan Oxford University saat ini, terdapat dua mahasiswa program Doktoral penerima Beasiswa LPDP di Oxford University dan diharapkan akan meningkat dimasa datang.

Secara khusus, Kiagus menjajaki kemungkinan kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Oxford University untuk menyiapkan Sekolah Kedinasan dibawah Kementerian Keuangan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), menjadi universitas yang memiliki kualitas tinggi dalam akuntansi pemerintah dan keuangan publik.

Dalam kesempatan tersebut, Tim LPDP menyempatkan bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di universitas tersebut. Tidak kurang dari 10 orang mahasiswa dari program under graduate maupun post graduate hadir dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan tersebut sangat penting bagi penerima Beasiswa LPDP. Yudhistira dan Firman, dua penerima Beasiswa LPDP yang sedang mengambil program PhD di Oxford University menyampaikan harapan agar LPDP mereview standar biaya hidup yang di-cover dalam living allowance.

Rendahnya living allowance yang diberikan LPDP, penerima beasiswa LPDP, khususnya di Oxford, harus mencari guarantee letter ke tempat lain untuk mencukupi kekurangan sumber dana untuk memenuhi biaya hidup yang dipersyaratkan pihak universitas.

Pihak Universitas saat ini mensyaratkan biaya hidup sebesar 1.100, sementara monthly allowance LPDP saat ini masih di bawah itu. Terkait hal ini, Kiagus berjanji akan segera mencarikan solusi terbaik kepada para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia dalam waktu dekat.

Maudi Ayunda, seorang artis muda berbakat yang sedang mengambil studi under graduate di Oxford University, mengaku baru pertama kali ini mendengar adanya Beasiswa Pendidikan Indonesia. Bahkan dia menyatakan keseriusannya untuk mendapatkan Beasiswa tersebut.


Kunjungan ke Birmingham

Sementara itu dalam kunjungan ke Birmingham University, tim LPDP disambut Senior Lecturer, Dr. Adrian Campbell dan Head of International Development, Marilyn Miles.

Kiagus mengharapkan kerjasama dengan Birmingham dapat ditingkatkan. Birmingham University memiliki kedekatan secara emosional dengan Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Keuangan, karena banyak professor dari Birmingham University yang menjadi advisor dalam perbaikan sistem keuangan di Indonesia. Bahkan beberapa pejabat Kementerian Keuangan merupakan alumni Birmingham University, ujar Kiagus.

Sementara itu Sumiyati, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan yang mendampingi mengharapkan kemungkinan untuk membuat Memorandum of Understanding (MoU) yang disepakati LPDP dan Birmingham University untuk meningkatkan kerjasama tersebut.

Dalam kesempatan tersebut disepakati untuk meningkatkan kerjasama Kementerian Keuangan dengan Birmingham University dalam membangun kualitas Sekolah Tinggi Akuntansi negara (STAN). Pihak Birmingham memastikan alumni STAN diakui oleh Universitas dan dapat melanjutkan program Magister dengan ijasah Diploma IV-nya.

Dalam kunjungan ke Birmingham tim LPDP bertemu dengan mahasiswa Indonesia di Birmingham University yang diikuti sekitar 20 mahasiswa . Alan, salah satu penerima beasiswa LPDP mengusulkan pembayaran tuition fee maupun living allowance dikirimkan ke universitas, sehingga memudahkan proses pembayarannya.

Direktur LPDP, Mokhamad Mahdum, yang hadir dalam kunjungan tersebut menegaskan semua universitas yang dikunjungi LPDP dan pihak universitas menyepakati untuk segera menuangkan bentuk kerjasama dalam MoU. Salah satu butir penting dalam MoU adalah adanya direct invoice dari universitas kepada LPDP untuk semua pembayaran biaya pendidikan (tuition fee).

Diharapkan mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia tidak akan lagi disibukkan dengan permasalahan tersebut. Namun untuk biaya hidup bulanan (living allowance) tetap dikirimkan langsung kepada masing-masing mahasiswa.

Sementara itu Atase Pendidikan KBRI London berpesan kepada para penerima beasiswa LPDP agar riset dilakukan dengan data di Birmingham, bukan dari Indonesia. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari membuka data Indonesia ke negara lain. (ZG/E001)